Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
SAMPAH Baterai menjadi buku seri kedua dari Rafa Jafar, 15, setelah buku seri pertamanya Sampah Elektronik yang meluncur pada 2015. Buku ini lebih spesifik dalam menjelaskan sampah baterai di antara beragam jenis sampah elektronik (E-waste) yang ada.
Sebagai bahan bakar penunjang berbagai barang elektronik, baterai ialah penentu di masa depan. Pasalnya, baterai dipakai pada hampir semua barang elektronik.
Baterai yang bersifat ringan bisa di isi ulang dan bisa dibawa ke mana-mana akan menjadi penunjang barang elektronik paling mudah, tetapi juga mengandung bahan bakar paling berbahaya di antara barang elektronik lain seperti litium, merkuri, timbal, dan kromium.
Nah, buku setebal 105 halaman itu akan memberikan pengetahuan untuk kalangan awam mengenai bahayanya sampah elektronik dan sampah baterai dalam bahasa yang mudah dipahami. Gaya bahasanya cukup santai khas remaja.
"Seperti halnya semua jenis sampah elektronik, baterai yang dibuang ke tempat sampah biasa berpotensi meracuni lingkungan sekitar dan bisa berakibat fatal. seharusnya baterai ditampung secara khusus untuk diolah dengan tepat", jelas pemilik nama Muhammad Rafa Ibnusina yang kini masih bersekolah di SMA Taruna Nusantara itu.
Salah satu solusi penanganan sampah baterai yang diutarakan Rafa ialah membuat dropbox khusus baterai bekas. Secara gamblang, Rafa menulis apa saja bahaya racun baterai dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan, bagaimana cara menanggulangi baterai bekas, dan tips menguranginya. Duta Aksi dan Suara Orang Muda SDGs 2017 itu berharap akan semakin banyak orang yang tergerak hatinya untuk membantu menanggulangi sampah baterai ini.
_______________________________________
Judul : Sampah Baterai
Penulis : Rafa Jafar
Penerbit: CV Artisan Kata
Terbit : Juni 2018
Tebal : 105 halaman
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved