Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
GENERASI Micin, kata-kata itu kini merajalela dalam perbincangan di media sosial. Kata-kata itu merujuk pada anak-anak dan remaja kekinian dalam konteks yang negatif, alay, berorientasi instan, malas dan aneka label lainnya.
Istilah kekinian itu kian memperpanjang anggapan negatif terhadap micin, sebutan lazim buat monosodium glutamat alias MSG, penyedap rasa yang terkandung dalam aneka jajajanan dan makanan instan, hingga ditambahkan saat memasak, baik itu di rumah makan hingga dapur-dapur rumah tangga.
Masih soal pelabelan dan mitos pada makanan, kopi, yang kini menjadi bagian dari gaya hidup kaum urban, dengan terus bertumbuhnya kedai kopi mahal hingga abang-abang bersepeda bermodal termos, pun mengalaminya. Kendati penikmatnya banyak, namun yang menganggapnya sebagai minuman yang harus dihindari, tak sedikit.
Mari mengungkap fakta-fata dibalik anggapan-anggapan itu, tentunya didasarkan riset dan ujaran para ahli.
- Seperti dikutip foodinsight.org, pada Januari lalu, Food and Drug Admistration (FDA), lembaga pengawas makanan dan obat Amerika Serikat kembali menegaskan, MSG aman dan memasukkannya dalam kategori Generally Recognised As Safe atau secara umum, aman dikonsumsi. Pernyataan ini didasarkan laporan Federation of American Societies for Experimental Biology yang beranggotakan para ahli nutrisi yang tergabung dalam American Society for Nutrition. bahkan, Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) di WHO pun memasukkannya dalam kategori aman.
- Riset yang dilakukan di Indonesia sendiri, menurut oleh ahli gizi Dr. Johannes Chandrawinata, MND, SpGK, diantaranya dilakukan Universitas Gadjah mada Yogyakarta dalam “Journal Nutrition” pada 2000. “Dalam penelitian tersebut, peserta survey diberi makan pagi, mereka dibagi dalam tiga kelompok. Ada yang mendapat kapsul placebo (kapsul tanpa MSG), kapsul 1,5 gram MSG, dan kapsul dengan 3 gram MSG. Hasilnya membuktikan bahwa keluhan sakit kepala, tegang pada leher, kebas, dan haus di tiga kelompok sama saja,” kata Johannes.
- MSG dibuat dari sodium and glutamat melalui proses fermentasi, di Amerika Serikat dibuat dari jagung, ada pula yang membuatnya dari tapioka, sementara di Indonesia, berbahan tebu.
- MSG memberi rasa umami atau rasa gurih, sehingga makanan terasa lebih nikmat. Pada industri, seperti disebutkan foodinsight.org, micin pun berkontribusi besar meningkatkan rasa dan efisiensi. Karena dinyatakan aman buat seluruh kelompok umur, anak-anak dan para senior, MSG juga bermanfaat buat memacu kuantitas asupan makanan pada lansia karena dampaknya pada rasa, merangsang air liur atau saliva hingga pengeluaran getah lambung, sehingga indera perasa di lidah dan mulut dapat mengecap lebih baik. “Bahkan, MSG pada makanan rendah garam, diet yang lazim berlaku untuk lansia, akan memberikan efek rasa nikmat setara dengan makanan berkadar garam normal.”
Beranjak ke kopi, inilah klarifikasi soal mitos-mitos yang beredar:
- Harga kopi, lazimnya juga berkorelasi dengan jumlah kafein yang terkandung. Kopi di gerai makanan cepat saji misalnya, ditemukan bertakaran 9,1 mg kafein per 100 gr cairan kopi, sedangkan di kedai premium mencapai 20 mg kafein per sajiannya.
- Kehebohan tentang bahaya kopi saset yang beredar, menurut Badan pengawas Obat dan Makanan (POM) dinyatakan keliru. Produk serbuk kopi gula/kopi gula susu/kopi gula krimer berbentuk bubuk, terdiri dari campuran kopi bubuk dan atau kopi instan, gula serta susu/krimer, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain, dinyatakan aman.
- Kafein yang terkandung dalam kopi dianggap mendorong mood, nyatanya memang zat ini membuat manusia lebih waspada dan sifatnya adalah stimulan ringan, merangsang sistem saraf pusat.
- Risiko adiksi pada kopi, sangat rendah, karena belum ada riset yang menyebutkan kecanduannya menyerupai pengaruh alkohol.
Tentu semua klarifikasi atas mitos itu didasarkan atas konsumsi MSG dan kafein dalam takaran wajar. Aturan mengkonsumsi MSG yang aman, adalah 120 mg/kg BB/hari pada orang dewasa. Berarti, jika seseorang mempunyai berat badan 50 kg, maka konsumsi vetsin yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram, setara dengan 2 sendok teh.Atau dosis optimumnya yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan.Untuk anak-anak tidak lebih dari 2 gram sehari. Sementara, takaran kopi yang aman diteguk, sekitar 200-300 mg atau 2-3 cangkir per hari. (*/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved