Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PENGUNJUNG di Kepulauan Seribu, Jakarta, pasti agak kaget mendengar kata "selingkuh" yang akrab di antara para penjaga makanan khas di daerah tersebut.
Selingkuh tidak lain adalah nama kue khas asal Kepulauan Seribu dan salah satu dari beberapa jajanan dengan nama yang aneh-aneh.
"Saya juga tidak tahu kenapa dinamakan kue selingkuh," kata Kulsum, seorang pemilik warung yang menyediakan berbagai makanan khas Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka, Senin (26/6).
Wanita berusia sekitar 50 tahun yang akrab disapa Cucum tersebut mengakui bahwa sejak ia mulai berdagang sekitar 30 tahun yang lalu di kios dekat dermaga, nama kue selingkuh itu sudah akrab di telinga warga Pulau Pramuka dan pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu.
Kulsum pun tidak merasa perlu untuk melakukan survei ilmiah untuk mengetahui lebih jauh asal usul nama tersebut. "Dari dulu namanya begitu, ya sampai sekarang pun tidak ada yang mempermasalahkannya. Malah terdengar unik dan membuat orang penasaran untuk membeli," kata Kulsum sambil tertawa.
Dari puluhan penjaja makanan yang ada di Pulau Pramuka, mulai dari nenek-nenek sampai remaja, tidak satu pun yang bisa menjawab ketika ditanya bagaimana kue tersebut bisa dinamakan selingkuh.
"Tidak tahu ya, siapa orang yang pertama kali memberi nama kue selingkuh itu," kata Poppy, pedagang makanan berusia sekitar 18 tahun yang juga menempati kios di sekitar dermaga tersebut.
Kue selingkuh ternyata tidak sedahsyat namanya dan proses pembuatannnya juga sangat sederhana. Dengan bahan baku beras yang dibungkus dengan daun pisang serta diisi abon ikan, maka jadilah kue selingkuh yang mirip lontong
dan siap disantap.
Kue selingkuh hanyalah salah satu dari beberapa nama kue yang terdengar aneh bagi kebanyakan orang, bahkan terkesan porno. Jenis kuliner lain yang tidak kalah unik adalah "janda mengandang" dan "janda kecemplung".
Kue janda mengandang dibuat dari bahan dasar tepung beras, sagu, dan ampas kelapa. Adonan tepung beras, sagu, dan ampas kelapa dikusus dan setelah matang, dimakan dengan bumbu tambahan air gula merah.
Menurut penduduk setempat, janda mengandang dibuat sebagai bekal untuk para suami yang pergi kelaut dan belum bisa dipastikan apakah mereka akan kembali pulang ke rumah.
Sementara janda kecemplung terbuat dari tepung terigu dan gula yang dibuat dalam bentuk bulat, lalu dikukus. Setelah matang, ia dicelupkan dalam cairan air gula jawa lalu dicampur dengan ampas kelapa.
Dalam buku berjudul "Ringkas Sejarah Kultur Budaya Pulau Panggang yang ditulis Sudiman, disebutkan bahwa secara umum, Kepulauan Seribu memiliki jenis kuliner dibagi dalam empat jenis yang berbeda dan berfungsi sesuai dengan keperluan.
Keempat jenis tersebut adalah makanan yang dikonsumsi untuk keseharian, keperluan hajatan, perayaan Hari Raya dan untuk ritual khusus bila ada anggota keluarga yang meninggal dunia. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved