BEKERJA di perusahaan layanan jasa transportasi online Gojek selama 4,5 tahun, merupakan pekerjaan terlama yang pernah dijalani Crystal Widjaja. Selama bekerja, dia selalu mencoba mencari cara agar pekerjaan menjadi lebih mudah.
Berkaca pada beberapa pengalaman magangnya dahulu di perusahaan perbankan, dia mengerjakan laporan dengan cara-cara manual dan sadar dirinya tidak suka melakukan hal-hal yang bersifat manual.
"Dahulu memakan waktu sekitar 20 jam per hari. Saya memilih melakukan hal lain. Saya berpikir pasti ada cara untuk melakukan berbagai hal secara otomatis sehingga tidak perlu mengerjakan yang manual," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/11).
Tidak lama berselang, dia menghabiskan banyak waktu mencari di situs Reddit, lalu Google, bagaimana melakukan sesuatu secara otomatis sehingga tidak perlu melakukannnya manual dan tentunya bisa membuat dirinya mengerjakan hal yang lebih menarik.
Rasa penasaran itu mengarahkan dia ke dunia teknologi dan coding. Kemudian, dia sadar alasan beberapa orang bisa melakukan lebih banyak pekerjaan karena menemukan cara yang lebih pintar dari sebelumnya.
Kemudian, dia menemukan bahwa sistem coding menciptakan dunia kepada pengguna agar bisa memberikan dampak lebih luas dan meningkatkan upaya seseorang.
Wanita yang tumbuh besar di San Jose, California, AS, ini pun baru ke Indonesia ketika melamar pekerjaan di Gojek pada Mei 2015. Dia berkeliling ke kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya. Hal itu membuat dia sadar betapa besar potensi Indonesia dari sudut pandang pengusaha muda yang penuh rasa penasaran dan inovasi.
"Saat itu zamannya 3 in 1. Saya mengamati betapa banyak orang-orang yang saling terhubung menawarkan diri berkendara bersama (joki) sehingga mereka membantu Anda melewati kemacetan via jalur 3 in 1. Ini semangat pengusaha yang saya pikir membuat Indonesia berbeda dan berpikir kreatif," katanya.
Bagian perubahan
Dia memutuskan pindah ke Indonesia karena ingin menjadi bagian dari perubahan yang sangat mengubah cara berpikir dunia, yang kesempatan itu tidak didapatkan di bank investment sebelumnya.
Berbagai ide yang dia lontarkan kala itu ke tempatnya bekerja untuk memudahkan suatu sistem, justru dipandang sebelah mata dan ditertawakan para bosnya.
"Sebenarnya rasa ketakutan yang kita tahu akan menjadi lebih besar daripada yang tidak kita tahu. Kini di perusahaan sekarang terkadang pun saya merasa ketakutan bila menengok kembali melihat beberapa kesalahan yang pernah dilakukan selama 4 tahun. Tapi, saya bersyukur bisa melewati dan mengalaminya, berterima kasih atas apa yang telah ditawarkan Indonesia kepada saya dan kalian semua. Ini meningkatkan kepercayaan saya," tutur dia.
Berlatar belakang lulusan ilmu politik dan pemerintahan dari University of California, Berkeley, Crystal mengaku mendapatkan berbagai ilmu bertahan hidupnya itu dari berbagai pekerjaan magang yang dia lakukan, yang bahkan di luar jalur pendidikannya.
"Alasan saya kuliah di jurusan ilmu politik, itu cara tercepat untuk lulus, dan saya berhasil selesai dalam tiga tahun. Pengalaman bekerja, wawasan baru, saya peroleh dari berbagai kelas tambahan dan magang. Saya suka mengerjakan hal-hal random untuk menemukan apa yang sebenarnya saya inginkan," jelasnya.
Selama kuliah, dirinya magang pada beberapa tempat, seperti bergabung dengan penelitian pendidikan, penitipan anak, magang bagian data di sebuah e-commerce, mengambil kelas matematika, dan lainnya.
Setelah wawancara di Gojek, memang sempat muncul rasa insecure di dirinya sebab Crystal tidak pernah bekerja di perusahaan teknologi dan data sesungguhnya. Namun, kembali rasa semangat menggali inovasi itu muncul.
"Saya terus mencoba bertanya banyak pertanyaan bodoh, tapi bukan pertanyaan malas. Karena makin ke sini saya paham, kemampuan-kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi lebih penting daripada mendapat jawaban yang canggih," tukas Crystal. (Try/M-4)