Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Sekitar 60% Spesies Primata Terancam Punah

(Futurity/AFP/Hnf/L-2)
21/1/2017 16:43
Sekitar 60% Spesies Primata Terancam Punah
(AFP)

KEBERLANGSUNGAN hidup primata saat ini bisa dikatakan menyedihkan. Dalam sebuah penelitian terbaru, lebih dari setengah populasi hewan yang secara biologis paling dekat dengan manusia tersebut terancam punah. Hal tersebut diperkirakan terjadi akibat aktivitas manusia. Para ahli pun memperingat­kan diperlukan adanya tindak­an untuk melindungi populasi hewan tersebut.

Sekitar 60% dari lebih dari 500 spesies primata yang tersebar di seluruh dunia terancam punah. Sementara itu, lebih dari 75% primata mengalami penurunan populasi. Hanya beberapa ribu individu yang masih tersisa dalam beberapa spesies kukang, monyet, dan kera, menurut hasil studi tersebut. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia sebagai kerabat biologis terdekat.

Thomas Gillespie, profesor departemen ilmu lingkungan dan ahli ekologi penyakit primata di Emory University , Atlanta, Amerika Serikat, menyatakan kehilangan primata merupakan kerugian yang sangat besar bagi manusia sebagai mamalia. “Jika kita kehilangan mereka, kita tidak hanya kehilangan banyak wawasan mengenai diri kita sendiri, kita juga kehilangan jasa ekologi yang mereka berikan,” ujar Gillespie.

Dalam rantai kehidupan, spesies primata berfungsi sebagai penyebar biji, penyerbuk, predator, dan mangsa sebagai bagian dari keseimbangan ekosistem. Beberapa spesies yang terancam keberadaannya saat ini ialah lemur ekor cincin, mo­nyet hidung pesek, orang utan, owa yang hidup di Hainan, dan gorila grauer. Hanya kurang dari 30 siamang hainan yang menurut laporan itu masih hidup di Tiongkok. Beberapa hewan primata tersebut tersebar di hutan-hutan di beberapa negara Asia dan Afrika.

Profesor antropologi dari University of Illinois, Paul Garber, dalam studi yang diterbitkan di Journal Science Advances menyatakan primata-primata tersebut sangat dekat dengan kehidupan di hutan negara-negara seperti Tiongkok, Madagaskar, Indonesia, Tanzania, dan Republik Demokratik Kongo. Hanya ada empat negara yang menjadi rumah bagi dua pertiga spesies primata, yaitu Brasil, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, dan Madagaskar.

“Sayangnya, dalam 25 tahun ke depan, banyak dari spesies primata ini akan punah, kecuali kita menjadikan konservasi sebagai prioritas global,” kata Garber. Studi terbaru tersebut juga menjelaskan bagaimana ­aktivitas manusia yang semakin tinggi menghasilkan tekanan yang berkelanjutan terhadap keberadaan primata dan habitatnya. Hal tersebut juga termasuk berkurangnya luas hutan ­akibat ekspansi industri pertanian dan peternakan skala besar, penebangan, pengebor­an minyak dan gas, pertambangan, pembangunan bendungan, serta pembangunan jalan.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap populasi primata ialah penyakit. Penyalahgunaan antibiotik oleh manusia menyebabkan infeksi bakteri pada primata. Untuk mengurangi ancaman terhadap primata tersebut, para ahli menyarankan untuk mengendalikan pertumbuhan populasi manusia guna membatasi perambahan wilayah primata. Selain itu, semua pihak diimbau untuk memobilisasi dan meningkatkan kesadaran terhadap keberlangsungan primata di dunia. (Futurity/AFP/Hnf/L-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik