Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Cryonics, Menunggu Hidup kembali dalam Beku

Hanif Gusman
17/12/2016 02:30
Cryonics, Menunggu Hidup kembali dalam Beku
(AFP)

PERTENGAHAN bulan lalu, seorang remaja perempuan berhasil memenangkan haknya dalam persidangan di pengadilan tinggi di Inggris.

Hak yang dituntut remaja berusia 14 tahun itu merupakan sesuatu yang baru dalam pengadilan.

Ia menuntut hak untuk membekukan tubuhnya setelah meninggal.

Keinginan remaja itu bukan tanpa alasan.

Ia telah mempelajari dan memutuskan untuk menjalani cryonics.

Cryonics merupakan metode pengawetan tubuh seseorang yang tidak dapat diselamatkan dari kematian dengan obat-obat biasa, melalui pembekuan dalam suhu rendah yang berkisar di -196 derajat celsius.

Proses tersebut dilakukan agar sel-sel dalam tubuh pasien tidak rusak dengan harapan dapat disembuhkan di kemudian hari dengan kemajuan teknologi medis.

Dengan disembuhkannya penyakit pasien tersebut, sang pasien diharapkan dapat dihidupkan kembali dalam keadaan sehat.

Cryonics Institute sebagai lembaga yang memfasilitasi keinginan remaja tersebut melaporkan jenazah remaja tersebut telah tiba di fasilitas mereka pada Jumat (25/11).

Kondisi jenazah yang dikemas dalam es kering itu diterima delapan hari pascakematian remaja itu.

Lembaga yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu melaporkan biaya proses pengawetan sekitar US$28 ribu, atau sekitar Rp386 juta.

The Times melaporkan biaya yang ditanggung keluarga remaja itu sekitar US$46 ribu (setara Rp634 juta).

Konsep pengawetan cryonics diperkenalkan Robert Ettinger pada 1962 melalui publikasinya berjudul The Prospect of Immortality.

Karena publikasi itu, Ettinger dikenal sebagai bapak cryonics.

Konsep tersebut cukup mendapat apresiasi dari masyarakat.

Ettinger membentuk The Immortalist Society pada 1967 untuk memopulerkan dan mengeksplorasi lebih jauh cryonics.

Dr James Bedford menjadi pasien pertama yang menjalani metode cryonics pada 1967.

Pada 1976 Ettinger mendirikan The Cryonics Institute sebagai fasilitas cryonics yang berbasis di Clinton Township, Michigan, AS.

Unik

Cryonics dianggap sebagai konsep medis yang segar dan unik.

Salah satu keunikan dalam konsep cryonics ialah proses vitrifikasi.

Vitrifikasi merupakan proses untuk mencegah sel-sel dalam tubuh mengkristal akibat suhu rendah dengan cara menguras darah dan sel-sel tubuh untuk diganti dengan krioprotektan (antibeku medis).

Proses itu merupakan solusi dari kondisi sel tubuh manusia yang membeku dan dipenuhi kristal es ketika berada pada suhu dingin yang sangat ekstrem.

Keunikan lain dari konsep itu ialah tidak hanya mampu menghidupkan kembali tubuh pasien, tetapi juga mampu mengembalikan kepribadian, keterampilan, dan kenangan dari pasien tersebut.

Hal itu bisa terjadi karena ketiganya terhubung dengan neuron.

Hal tersebut mungkin bagi banyak orang terlihat sebagai bualan belaka, tapi profesor filsafat di University of Oxford's Future of Humanity Institute Nick Bostrom berpendapat suatu saat nanti isi kepala manusia akan dapat terhubung dengan komputer sehingga kita bisa mengunduh kenangan dan kepribadian.

Kontroversial

Sayangnya cryonics mendapat banyak komentar miring dari berbagai pihak.

Konsep itu dianggap terlalu ekstrem dan tidak etis meskipun pengawetan dengan cara dibekukan dibolehkan dalam medis.

Selain itu, konsep kontroversial itu dianggap bertentangan dengan agama.

Meskipun pihak Cryonics Institute menyatakan tujuan dari pengawetan bukan untuk menghidupkan kembali orang mati, melainkan untuk mengawetkan tubuh yang sakit hingga didapatkan pertolongan medis yang tepat.

Meskipun banyak komentar miring mengenai konsep tersebut, remaja perempuan asal Inggris yang menjalani proses cryonics pada bulan lalu tersebut tetap menaruh harapan pada metode kontroversial tersebut.

"Saya percaya teknik pembekuan ini memberi kesempatan kepada saya untuk pulih dan hidup kembali meskipun selama ratusan tahun lagi," katanya.
(Cryonics Institute/AFP/The Guardian/L-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya