Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENCARI informasi yang dibutuhkan sekarang lebih mudah.
Melalui ponsel yang memiliki jaringan internet, semua informasi yang dibutuhkan cukup dengan sentuhan jari.
Sangat berbeda saat 1970-1980-an ketika internet masih menjadi barang mewah.
"Ketika fenomena smartphone terjadi, semua orang punya akses ke Google di ponsel, apa pun yang mereka lakukan, mereka cari dulu di internet," simpul Head of Communications Google Indonesia Putri Silalahi, menekankan betapa mobile mengubah segalanya dan perubahan itu terus berlangsung.
Kini orang cenderung melakukan pencarian terkait dengan keseharian mereka, tak melulu menyangkut hal edukatif dan serius.
Makanya penelusuran dengan kata kunci 'dekat sini' dan 'dekat saya' menjadi tren baru tahun ini.
Itu terbukti dari daftar penelusuran terpopuler di Google sepanjang 2016 yang dirilis Rabu (14/12).
Khusus warga di Indonesia, penelusuran populernya mencakup Pokemon GO, gerhana matahari, timnas Indonesia, gempa Aceh, Donald Trump, Mukidi, dan demonstrasi 4 November.
Menariknya, Country Director Google Indonesia Tony Keusgen menjelaskan tahun ini ada kecenderungan pengguna internet di Indonesia melakukan penelusuran di Google untuk mencari perspektif.
Contohnya ialah ketika demo 4 November dan tragedi bom Sarinah.
"Orang Indonesia menelusuri 'alasan untuk demo 4 November' dan 'siapa pelaku bom Sarinah'," terangnya.
Terkait dengan tren pengguna internet mencari perspektif lewat mesin pencarian Google, Rama Mamuay dari Dailysocial berpendapat pencarian (Googling) memang jadi salah satu kebiasaan yang normal untuk masyarakat digital.
Hal itu menunjukkan perubahan kebiasaan pasar yang makin terhubung dengan gaya hidup digital.
Baginya, pencarian perpektif sudah cukup efektif kendati menyisakan beberapa pekerjaan rumah bagi layanan semacam Google untuk terus meningkatkan kualitas konten yang disajikan ke pengguna.
"Di AS sendiri, Google, Facebook, dan Twitter telah mengumumkan program bersama untuk memerangi situs berita dengan kredibilitas rendah yang bertujuan untuk mencari uang dari iklan melalui konten-konten yang tidak bertanggung jawab," contohnya menekankan agar layanan serupa di Indonesia melakukan langkah sama.
Di sisi lain, pengguna internet juga harus terus diedukasi untuk bisa lebih bijaksana dalam mengonsumsi dan membagikan konten secara daring.
"Dengan begitu, mudahnya mendapatkan konten di zaman digital ini, akuntabilitas, dan akurasi konten sering kali menjadi tumbal," pungkas Rama. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved