Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
YAYASAN Bina Trubus Swadaya bekerja sama dengan ExxonMobil sukses menyelenggarakan Roborangers Camp 2025, sebuah pelatihan robotika interaktif selama tiga hari yang berlangsung pada 14–16 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti siswa sekolah dasar kelas 5–6 dari Bojonegoro dan Jakarta dengan semangat besar untuk belajar sains, teknologi, engineering, dan matematika (STEM) melalui pengalaman langsung merakit dan memprogram robot.
Peserta dari Bojonegoro berasal dari SD Dolokgede, SD Kadipaten 1, dan SD Muhammadiyah 2, sementara dari Jakarta meliputi SDN Menteng 01, SDN Cibubur 10, SDN Petamburan 01, SDN Pancoran 10, dan SDN Tanjung Priok 04.
Kehadiran siswa dari dua wilayah ini memperkaya suasana belajar dan membangun kolaborasi lintas daerah.
Pada 11 Agustus 2025, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro M Anwar Mukhtadlo secara resmi melepas para peserta asal Bojonegoro dalam apel pagi.
Dia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan berharap agar anak-anak Bojonegoro mampu menjadi cikal bakal ilmuwan robot yang menularkan pengetahuan kepada teman-temannya.
Dukungan juga datang dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang menetapkan sekolah peserta sekaligus ikut berperan dalam proses penjurian.
Selama tiga hari pelaksanaan, peserta dibekali pengetahuan dasar tentang robotika, logika pemrograman, hingga praktik merakit robot sesuai panduan.
Mereka juga mendapat kesempatan mendengarkan Inspiration Talk dari engineer ExxonMobil tentang masa depan teknologi dan profesi di bidang rekayasa.
Puncak kegiatan ditandai dengan presentasi kelompok, di mana setiap tim memamerkan karya robotnya dan menjawab pertanyaan dari dewan juri.
Penghargaan Best Roborangers Team diraih oleh tim Samsonics dari SDN Dolokgede, sementara penghargaan Roborangers Champion diberikan kepada Mikha dari SDN Pancoran 01 atas penampilan yang inspiratif dan penguasaan materi yang baik.
Dari proses pembelajaran dan praktik selama 3 hari, berhasil dirakit 3 robot pemadam api, 3 robot pemilah sampah, 3 robot lampu otomatis, dan 4 robot penyiram tanaman otomatis. Seluruh siswa mengikuti kegiatan dengan antusias dan mampu menyelesaikan proyek mereka dengan baik.
Program Roborangers tidak berhenti di tahap bootcamp ini. Selama tiga bulan ke depan, para peserta akan mendapatkan pendampingan lanjutan untuk kembali mengembangkan proyek robot masing-masing.
Mereka akan mendapatkan dua kali sesi mentoring daring dari praktisi robotika, sebelum akhirnya mengikuti kompetisi robot secara virtual untuk mempresentasikan karya mereka.
Pada akhir periode, seluruh karya akan kembali dilombakan dan diberikan penghargaan, sehingga anak-anak terus termotivasi untuk belajar dan berinovasi.
“Melalui Roborangers Camp, anak-anak belajar bahwa STEM itu menyenangkan dan penuh tantangan. Kami bangga melihat antusiasme mereka yang luar biasa, dan berharap pengalaman ini menumbuhkan semangat inovasi sejak dini,” ujar Ellyza dari ExxonMobil.
Dengan terselenggaranya Roborangers Camp 2025, Bina Trubus Swadaya bersama ExxonMobil berkomitmen untuk terus mendukung pendidikan berbasis STEM di Indonesia, sekaligus mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan teknologi global. (Z-1)
Women in Robotics Workshop dipandu Dr Chow Siing Sia dari Cardiff Metropolitan University, diikuti ratusan siswa yang mempelajari dasar-dasar robotika.
Penilaian IIT Challenge mengadopsi standar WIT Challenge yang mengacu pada 17 Sustainable Development Goals (SDGs) PBB.
Korea Selatan, misalnya, menjadikan STEM sebagai prioritas sejak 1960-an dan kini jadi negara dengan ekonomi berbasis teknologi tinggi.
Korea Selatan, misalnya, menjadikan STEM sebagai prioritas sejak 1960-an dan kini jadi negara dengan ekonomi berbasis teknologi tinggi.
Tim dosen Untar yang terlibat antara lain Sri Tiatri (dosen Fakultas Psikologi), Jap Tji Beng (dosen Fakultas Teknologi Informasi), dan Mei Ie (dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis).
Berdasarkan survei PISA 2018, kemampuan matematika siswa Indonesia berada di peringkat 75 dari 81 negara, dengan 71% siswa tidak mencapai kompetensi minimum.
Pengenalan matematika sejak dini pada anak membantu anak lebih mampu berpikir logis dan kritis serta meningkatkan kecerdasan anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved