OpenAI Uji Mesin Pencari Generatif AI, Tantang Dominasi Google

OPENAI sedang menguji mesin pencari baru yang menggunakan kecerdasan buatan generatif untuk menghasilkan hasil pencarian, yang menjadi penantang dominasi Google di pasar pencarian online.

SearchGPT akan diluncurkan dengan sekelompok kecil pengguna dan penerbit sebelum kemungkinan peluncuran yang lebih luas, diumumkan perusahaan, Kamis. OpenAI pada akhirnya berniat mengintegrasikan fitur pencarian ini ke dalam ChatGPT, daripada menawarkan produk berdiri sendiri.

OpenAI mengatakan SearchGPT adalah prototipe sementara yang akan menggabungkan model AI perusahaan, seperti ChatGPT, dengan kemampuan untuk mencari di internet. Mesin pencari ini akan merespons pencarian secara konversasional, sambil menyediakan informasi terkini dengan “tautan jelas ke sumber relevan.”

Baca juga : Google Angkat Bicara soal OpenAI Kembangkan Kecerdasan Buatan dengan Video Youtube

Fitur pencarian ini menempatkan perusahaan sebagai pesaing langsung mesin pencari utama, terutama Google tetapi juga Bing, produk dari investor terbesar OpenAI, Microsoft.

Integrasi AI generatif ke dalam mesin pencari telah menjadi semacam perlombaan senjata di antara perusahaan teknologi, meskipun AI memiliki catatan menghasilkan hasil yang tidak akurat dan menimbulkan masalah hak cipta.

“Mendapatkan jawaban di web bisa memakan banyak usaha, sering kali memerlukan beberapa percobaan untuk mendapatkan hasil yang relevan,” kata OpenAI dalam sebuah posting blog yang menyebut “cara baru” untuk mencari. 

Baca juga : OpenAI dalam Kesepakatan dengan Investor Senilai US$80 Miliar

“Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kemampuan konversasional model kami dengan informasi waktu nyata dari web, menemukan apa yang Anda cari bisa lebih cepat dan mudah.”

Tergantung pada bagaimana SearchGPT menyajikan dan mengutip sumber informasinya, ini berisiko memperburuk reaksi dari penerbit tentang bagaimana OpenAI menggunakan konten mereka.

Beberapa media dan organisasi berita, termasuk New York Times, Chicago Tribune, The Intercept, dan sejumlah surat kabar lokal, telah mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan dalam beberapa bulan terakhir atas dugaan pelanggaran hak cipta. 

Baca juga : 8 Fakta dan Cara Kerja Google Bard, Saingannya ChatGPT

Mereka berargumen OpenAI secara ilegal melatih model AI-nya menggunakan karya mereka yang diterbitkan tanpa izin atau kompensasi, menghasilkan keuntungan dari materi yang dilindungi dan pada dasarnya menjiplak karya mereka.

OpenAI telah menolak anggapan penggunaan data berhak cipta dalam pelatihan produk seperti ChatGPT adalah ilegal, sebaliknya berargumen layanan mereka menciptakan sesuatu yang baru dan termasuk dalam doktrin “penggunaan wajar.”

Upaya perusahaan lain dalam pencarian yang dihasilkan AI juga telah mengakibatkan reaksi negatif dari pengguna dan penerbit. Google baru-baru ini meluncurkan fitur pencarian bertenaga AI-nya sendiri, yang disebut AI Overviews, yang merangkum konten dari hasil pencarian tanpa memerlukan pengguna untuk mengklik tautan ke situs web lain.

Baca juga : Gemini 1.5 Flash, Chatbot AI Google yang Tercepat Sudah Tersedia Gratis

Meskipun Google memuji keberhasilan fitur tersebut dalam panggilan pendapatan minggu ini, peluncurannya mendapat kritik dari penerbit dan pembuat konten yang khawatir bahwa AI Overviews mengalihkan lalu lintas dan pendapatan iklan dari situs mereka.

Mesin pencari bertenaga AI lainnya, Perplexity, dapat menghasilkan hasil yang hampir identik dengan teks dari artikel berita yang digunakannya sebagai sumber. Beberapa penerbit telah mengirimkan ancaman hukum kepada Perplexity dan menuntut mesin pencari tersebut menghentikan penggunaan konten mereka dalam hasil pencarian.

OpenAI mengatakan mereka bermitra dengan penerbit untuk SearchGPT, dan menawarkan opsi tentang bagaimana konten mereka muncul dalam hasilnya, serta berusaha memastikan bahwa mesin pencari ini mempromosikan sumber yang terpercaya.

Siaran pers perusahaan menyertakan pernyataan dari CEO The Atlantic dan kepala eksekutif News Corp, yang keduanya dilaporkan telah menandatangani kesepakatan konten yang menguntungkan dengan OpenAI, memuji pencarian bertenaga AI sebagai masa depan internet.

Kemungkinan perubahan OpenAI terhadap industri pencarian online terjadi saat Google menghadapi keputusan pengadilan yang akan datang dalam gugatan antimonopoli penting yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS. 

Gugatan tersebut menuduh bahwa raksasa teknologi tersebut secara ilegal memonopoli industri pencarian internet melalui kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan perusahaan seperti Apple dan Samsung untuk menjadikannya sebagai browser default di perangkat mereka. (The Guardian/Z-3)