Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
WHATSAPP, aplikasi perpesanan instan yang dikembangkan Meta Group, mengenalkan fungsi tambahan berupa kode rahasia untuk fitur Chat Lock, yang memungkinkan pengguna mengunci obrolan dengan kode rahasia sehingga dapat melindungi privasi pengguna dengan lebih baik lagi.
Dalam keterangan persnya, WhatsApp, Kamis (30/11) malam, mengatakan kode rahasia itu dapat menjadi langkah tambahan perlindungan sehingga nantinya obrolan terkait menjadi lebih sulit ditemukan oleh orang lain yang memiliki akses ke ponsel Anda atau saat Anda berbagi ponsel dengan orang lain.
Dengan kode rahasia, pengguna dapat mengatur kata sandi unik yang berbeda dari yang Anda pakai untuk membuka kunci ponsel guna memberikan lapisan privasi ekstra pada chat yang terkunci.
Baca juga: 5 Aplikasi Pembuat Stiker WA Gratis untuk Android, Chattingan Jadi Makin Seru!
Pengguna nantinya memiliki opsi untuk menyembunyikan folder Chat Lock dari daftar chatnya sehingga hanya dapat ditemukan dengan mengetikkan kode rahasia di bilah pencarian.
Jika belum sesuai dengan kebutuhan, pengguna masih dapat memilih untuk menampilkannya dalam daftar chat. Setiap kali ada chat baru yang ingin dikunci, sekarang pengguna dapat menekan lama untuk menguncinya, alih-alih membuka pengaturan chat.
"Senang sekali melihat antusiasme komunitas kami terhadap fitur Kunci Chat, dan kami berharap fungsi kode rahasia ini akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi mereka," ungkap WhatsApp dalam pernyataan resmi mereka.
Baca juga: Kritik Putusan MK, Akun WhatsApp Ketua BEM UI Diduga Diretas
Fungsi kode rahasia sudah mulai diluncurkan, dalam beberapa bulan mendatang akan tersedia secara global. (Ant/Z-1)
Meta juga melarang media milik negara Rusia memasang iklan.
Unggahan yang dihapus termasuk juga konten yang terhubung dengan tautan situs berita dari media-media yang dinilai telah dikendalikan tersebut.
Sada Social menganggap bahwa kampanye itu berdiri melawan penjajahan Israel untuk mengencangkan cengkeramannya kepada Palestina.
Denda tersebut dilayangkan karena kedua perusahaan dianggap mengumpulkan informasi pribadi tanpa persetujuan pengguna dan menggunakannya untuk iklan daring yang dipersonalisasi.
Meta memutuskan memberikan batas waktu dua tahun sejak waktu penangguhan 7 Januari 2021.
Watchdog Norwegia, Datatilsynet, mengatakan Meta menggunakan data seperti lokasi pengguna, konten yang mereka sukai, dan unggahan mereka untuk tujuan pemasaran.
Ungkap misteri sandi angka! Pelajari kode rahasia dalam komunikasi, dari sejarah hingga penerapannya di era digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved