Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PENGGUNAAN teknologi dalam olahraga dewasa ini berkembang sangat pesat. Salah satu olahraga yang menggunakan teknologi yang semakin canggih dari musim ke musim ialah sepak bola. Teknologi pada pertandingan sepak bola yang kerap dikembangkan ialah teknologi pemantauan situasi gol atau teknologi gawang. Pemantauan situasi gol merupakan hal yang sangat sensitif dalam setiap pertandingan sepak bola. Penciptaan gol berkenaan dengan tujuan para gladiator dalam mencari harapan kemenangan. Di sisi lain, penentuan gol atau tidak juga dapat menyangkut kredibilitas wasit sebagai hakim pertandingan.
Selama 5 tahun terakhir, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan beberapa asosiasi sepak bola regional tengah memaksimalkan penggunaan teknologi gawang. Tahun ini, beberapa perhelatan akbar kompetisi sepak bola tengah menggunakan teknologi pemantauan situasi gol melalui garis gawang (goal-line technology/GLT). Sebut saja kompetisi klub di Eropa (Liga Eropa dan Liga Champion), kompetisi negara-negara Eropa (Euro), dan kompetisi negara-negara di Amerika Selatan (Copa America Centenario). Hawk-eye (mata elang) didefinisikan sebagai sistem komputer kompleks untuk melacak lintasan bola dan menampilkan rekamannya secara visual. Teknologi yang dikembangkan di Inggris oleh Dr Paul Hawkins di Roke Manor Research Limited pada 2001 itu sebelumnya ditujukan untuk kepentingan olahraga kriket dan dikembangkan untuk menunjang beberapa olahraga lain, seperti tenis, futbol, badminton, hurling, dan sepak bola.
Teknologi hasil integrasi antara teknologi kamera berkecepatan tinggi (high frame rate cameras) dan teknik pengolahan visi berperan menandakan situasi terjadinya gol atau tidak kepada wasit. Dalam sistem pemantauan gol itu, sebanyak 14 kamera ditempatkan di bawah atap stadion yang diarahkan dua gawang (masing-masing gawang direkam tujuh kamera) dalam sudut yang berbeda. Kamera berkecepatan tinggi dikendalikan peranti lunak pelacak bola pada sebuah pusat data di dalam stadion. Hasil perekaman setiap kamera dikalkulasikan dengan metode triangulasi dan dikombinasikan untuk membuat visualisasi tiga dimensi dari lintasan bola. Setiap frame perekaman tiap-tiap kamera diidentifikasi dalam kelompok piksel (group of pixels). Hawk-eye hanya membutuhkan 1 detik untuk sistem teknik pengolahan visi dan perangkat lunak untuk memeriksa apakah gol telah tercipta atau tidak. Hasil pemantauan langsung diinformasikan dengan getaran dan sinyal visual kepada jam tangan wasit yang terkoneksi dengan teknologi itu.
Teknologi yang berlisensi
Hingga saat ini sudah tiga teknologi pemantauan situasi gol berlisensi FIFA yang telah digunakan, yaitu goal ref, goal control, dan hawk-eye. Meskipun tergolong canggih, tidak mudah bagi hawk-eye untuk mendapat pengakuan pengaplikasiannya. Pada 2013, hawk-eye baru mendapat izin penggunanya pada Liga Inggris untuk musim 2013-14 setelah di tahun sebelumnya mendapat pengakuan untuk dites lebih lanjut oleh Badan Regulasi Aturan Permainan Sepak Bola (IFAB).
Pertimbangan tingkat kemampuannya berdasarkan pada tingkat akurasi, tingkat kemanfaatan, kecepatan memberikan informasi, kesesuaian dengan spesifikasi FIFA, penyediaan rekaman ulang, minimalisasi kegagalan, dan dapat diterapkan pada semua produk bola yang digunakan pada sepak bola. Sumber: Hawk-Eye/AFP/FIFA/L-1
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved