Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Efek G-Force dalam Balapan Formula 1

Zico Rizki
02/4/2016 07:20
Efek G-Force dalam Balapan Formula 1
(AFP PHOTO / PETER PARKS)

EUFORIA ajang balap mobil F-1 tahun ini dirasakan semua penikmatnya di seluruh dunia, khususnya bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun ini, salah satu pembalap Indonesia, Rio Haryanto, 23, menjadi wakil Asia. Rio merupakan pembalap debutan F-1 dari GP2 yang telah mengikuti serangkaian tes latihan dan balap di Melbourne, Australia, Minggu (20/3). Ia mengaku perlu beradaptasi dengan teknis balapan. Salah satunya ialah efek tekanan gravitasi yang tinggi atau lebih dikenal dengan efek g-force dalam balapan. Moises Vila Blanch, pelatih dan fisioterapis Rio, mengatakan Rio mengaku sering mengalami sakit di leher bagian belakang. Blanch menambahkan, apa yang dialami Rio merupakan efek g-force dan wajar dialami setiap pembalap rookie. G-force ialah gaya gravitasi pada bagian tubuh luar tertentu akibat kekuatan akselerasi/percepatan. Secara singkat, gaya berupa tekanan yang diberikan gravitasi dalam akselerasi memaksa tubuh untuk bergerak. G-force dibedakan menjadi dua bagian yakni g-force positif (GZ+) dan g-force negatif (GZ-). Secara sederhana,g-force positif dan negatif dipahami sebagai dorongan bertekanan berbalik yang terjadi terhadap subjek saat melakukan manuver akselerasi. Pada g-force positif, efek yang dirasakan subjek dalam tubuhnya akan lebih berat di bagian bawah/kaki karena semua darah bergegas menuju titik ujung kaki. Sementara itu, efek g-force negatif memberatkan bagian tubuh atas (dari leher hingga kepala). Hal yang memaksa tubuh bergerak berlawanan dalam g-force ditentukan berdasarkan indulgensi tubuh terhadap g-force. Indulgensi pada tubuh manusia terhadap g-force bergantung pada besaran g-force, estimasi waktu, arah, lokasi, dan postur tubuh (berat badan). Besaran g-force dapat diukur menggunakan akselerometer dengan satuan g--1 g sama dengan gaya gravitasi di permukaan bumi (9,8 meter per detik).

Dalam balap mobil
Efek g-force dapat terjadi di mana pun. Di balapan mobil kecepatan tinggi, g-force ditemukan di setiap teknis balapan, baik saat melintasi tikungan, meningkatkan kecepatan di lintasan lurus, maupun saat mengerem. Saat pembalap berpacu di lintasan lurus, tubuh dan kepalanya akan tertekan ke belakang. Sebaliknya, saat pembalap mengerem, tubuh dan kepalanya akan merasa berat ke depan. Di sisi lain, saat pembalap menikung, kepalanya beberapa kali terlontar keluar dari arah tikungan itu. Umumnya, seorang pembalap menerima gaya g-force sekitar 2 g hingga 5,4 g. Leher merupakan anggota tubuh yang paling banyak merasakan efeknya. Blanch mengatakan leher dapat bekerja sangat keras untuk menahan efek g-force, terutama saat melakukan manuver pacu dari lintasan lurus, kemudian mengerem dan menikung. Di lintasan lurus, kecepatan akan dipacu hingga 300 km/jam dan tiba-tiba direm hingga kecepatan menurun menjadi 80 km/jam. Momen itu membuat otot leher dipaksa menahan tekanan yang kuat sehingga sesaat terpental berbalik dari laju tikungan. Manuver seperti itu dapat membuat tekanan dalam tubuh pembalap meningkat hingga 5 kali lipat dari berat tubuhnya. Rata-rata, pembalap F1 dapat membakar 600 kalori dalam setiap balapan. Mereka juga dapat kehilangan berat hingga 4 kg. Hal itu terjadi karena ada tekanan dari g-force dan peningkatan temperatur suhu. Untuk membiasakan hal itu, Blanch mengatakan upaya yang paling ampuh ialah menjaga ketahanan fisik pembalap dengan beberapa metode latihan. Selain itu, pembalap juga perlu membiasakan diri dengan berkendara sesering mungkin.
Sumber: Fomula1/gforces.net/telegraph.co.uk/Zic/L-1



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik