Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SETIAP 20 Mei kita selalu merayakan Hari Kebangkitan Nasional.
Tentu saja itu merupakan sebuah momen penting dalam sejarah perjalanan bangsa.
Perayaan seperti ini bukan hanya untuk mengenang perjuangkan para pahlawan, melainkan bagaimana kita memaknainya sebagai kesempatan untuk merefleksikan diri akan situasi bangsa saat ini.
Sulit menyangkal dan menolak citra buruk yang disematkan kepada bangsa kita saat ini.
Hal ini disebabkan banyaknya persoalan, baik sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, maupun agama.
Angka korupsi terus mengalami kenaikan.
Banyak pejabat-pejabat publik yang dalam janji kampanye akan bekerja secara profesional serta membaktikan diri kepada rakyat justru sibuk mengurus kantong sendiri dan bahkan ikut tertawa lepas di atas penderitaan rakyat.
Masalah kekerasan seksual baik terhadap perempuan maupun terhadap anak menjadi habitus bagi rakyat Indonesia.
Sangat disayangkan, banyak anak bangsa yang masih ingin menikmati iklim pendidikan justru diperkosa secara paksa, baik oleh saudara dan orangtua kandung maupun oleh orang yang tidak dikenal.
Hal itu tidak terlepas dari minimnya sikap kritis terutama dalam menggunakan media teknologi informasi.
Cerita lain yang memberikan warna suram bangsa kita ialah tumbuh suburnya narkoba.
Tidak sedikit anak bangsa yang mati sia-sia setelah menenggak minuman keras dan juga memakai narkoba.
Mirisnya lagi, tindakan yang tidak terpuji ini bukan hanya dilakukan masyarakat biasa, melainkan juga oleh pejabat publik.
Persoalan dalam bidang ekonomi seperti angka kemiskinan yang terus melonjak setiap tahun menambah catatan panjang kesengsaraan rakyat.
Harga barang-barang kebutuhan pokok yang telah mengalami kenaikan beberapa pekan terakhir ini membuat masyarakat menjadi kesulitan dalam mendapatkannya.
Hal itu akan menimbulkan disparitas yang sangat lebar antara yang miskin dan yang kaya.
Lalu apakah kita masih ingin hidup dalam cengkeraman persoalan sosial itu?
Tentu saja tidak.
Kebangkitan nasional menjadi sebuah momentum reflektif untuk dapat kembali membongkar paradigma buruk yang terus menghantui.
Revolusi mental harus diwujudkan dari dalam diri sendiri sehingga dapat membentuk karakter dan moralitas diri yang lebih baik.
Di samping itu, rasa solidaritas dan soliditas perlu diperkuat kembali, terutama dalam upaya untuk menciptakan pola kehidupan yang lebih baik, meningkatkan fungsi pengawasan dan kontrol sosial, baik dari pemerintah kepada rakyatnya maupun dari rakyat kepada pemerintah.
Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan sehingga bisa menghasilkan anak bangsa yang berkualitas dan berprestasi untuk dapat berkompetisi secara global.
Ekonomi kreatif masyarakat harus didukung dengan suntikan modal yang sangat besar serta penguatan dan peningkatan jaringan sosial terutama penguasaan pasar.
Dengan demikian, produk-produk lokal yang merupakan hasil kreativitas anak bangsa bisa dipasarkan secara global demi mengharumkan nama bangsa sekaligus menjaga harkat dan martabat bangsa.
Epin Solanta
Mahasiswa FISIP Sosiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved