Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KURSI kepelatihan Arsene Wenger di Arsenal yang telah bertahan selama dua dekade sudah mulai reyot. Prestasi yang jalan di tempat membuat para pendukung Arsenal mulai menuntut lebih dari pelatih berjuluk the Professor itu.
Indikator nyata Arsenal stagnan di bawah kendali Wenger ialah tidak pernah sekali pun berprestasi di level Eropa, khususnya di pentas Liga Champions. Tim asal London Utara itu pun selalu tersingkir di babak 16 besar Liga Champions dalam enam musim terakhir.
Musim ini bisa jadi kesempatan terakhir Wenger bersama klub yang bermarkas di Emirates itu. Jika ingin ramalan buruk itu tak terjadi, Wenger harus melewati ujian akbar di fase 16 besar Liga Champions saat menghadapi Bayern Muenchen.
Nahasnya, raksasa Jerman itulah yang membuat pelatih berusia 67 tahun itu tiga kali menelan pil pahit karena tersingkir di fase yang sama pada 2005, 2013, dan 2014. Pertemuan pertama kedua tim pada tahun ini akan digelar dini hari nanti. Arsenal melawat terlebih dulu ke kandang Muenchen, Allianz Arena.
Kian berat bagi Arsenal karena Muenchen tak terkalahkan dalam 15 laga kandang terakhir di Liga Champions. Terakhir, skuat asuhan Carlo Ancelotti itu kalah di depan publik sendiri saat dipermalukan Real Madrid dengan empat gol tanpa balas pada April 2014.
Catatan kemenangan Muenchen itu merupakan rekor terbaik sepanjang pergelaran Liga Champions.
Meski demikian, Wenger merasa tidak gentar. "Kami mempunyai pengalaman yang buruk melawan mereka (Muenchen), tapi saya merasa bahwa ini adalah kesempatan yang bagus. Kami pernah menang di sana dan penting bagi kami untuk mendapatkan modal demi pertandingan kedua," tandasnya.
Kurang kreatif
Muenchen memang punya sejarah bagus atas Arsenal. Namun, penampilan mereka belakangan ini juga tidak terlalu meyakinkan bahwa catatan yang sama akan kembali terulang dini hari nanti. Di bawah kepemimpinan Ancelotti, the Bava-rians seperti bermain kurang kreatif dan tidak terlalu menekan dari segi serangan.
Salah satu hasil mengejutkan ialah saat Philipp Lahm dkk ditekuk klub asal Rusia, Rostov, 2-3 di matchday kelima fase Grup A Liga Champions, November 2016 lalu. Itu merupakan kekalahan kedua di babak grup sehingga membuat mereka hanya finis sebagai runner-up di bawah Atletico Madrid.
Hal lain yang menjadi kekhawatiran ialah penampilan mereka saat menaklukkan tim zona merah, Ingolstadt, 2-0, akhir pekan lalu. Mereka menguasai permainan, tapi membutuhkan waktu 90 menit sebelum akhirnya Arturo Vidal dan Arjen Robben mencetak gol.
Meskipun demikian, penyerang Muenchen, Robert Lewandowski, tetap menargetkan timnya mampu mengatasi perlawanan Arsenal di leg pertama perdelapan final Liga Champions, dini hari nanti.
"Arsenal banyak memiliki pemain bagus. Namun, jika kami memainkan sepak bola terbaik, mereka mungkin tidak akan memiliki banyak peluang," tukas pesepak bola asal Polandia itu. (AFP/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved