Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
ZINEDINE Zidane hadir seperti angin segar bagi Real Madrid yang tengah terpuruk di tangan Rafael Benitez musim lalu.
Sebaliknya, bagi Barcelona, kedatangan legenda asal Prancis itu menjadi mimpi buruk bagi sang rival abadi.
Zizou--sapaan Zidane--merusak euforia Nou Camp hanya empat bulan sejak dipercaya memimpin El Real pada Januari lalu.
Kala itu di bawah arahannya, Madrid sukses menaklukkan tuan rumah Barcelona 2-1 April lalu.
Torehan itu lebih cepat jika dibandingkan dengan Jose Mourinho yang butuh dua tahun untuk mencicipi kemenangan di Catalunya.
Kemenangan tersebut pun menyudahi dominasi Blaugrana atas Real Madrid dalam dua pertemuan sebelumnya ketika kemenangan selalu menjadi milik Lionel Messi dkk dengan skor 4-0 dan 2-1.
Memang trek rekor itu tak lantas memastikan Zizou bisa mengulangi pencapaian tersebut saat kembali bertarung melawan Barcelona di Nou Camp dalam laga El Clasico Sabtu (3/12) malam nanti.
Yang jelas, hingga pekan ke-13 La Liga, Madrid merupakan satu-satunya tim di kompetisi lokal Spanyol itu yang belum mencicipi pahitnya kekalahan.
Nou Camp pun bukan lagi lokasi yang angker untuk tim penantang Barcelona.
Dalam enam pertandingan kandang, El Barca hanya mampu mengunci tiga kemenangan.
Sisanya dua kali seri dan sekali kekalahan mengejutkan dari tim promosi, Deportivo Alaves, dengan skor 1-2 pada September lalu.
Dengan melihat fakta tersebut, Barcelona kini berada dalam posisi yang kurang diunggulkan meski bakal tampil di kandang sendiri.
Terlebih, lawan yang akan dihadapi ialah pemimpin klasemen sementara sekaligus klub yang unggul enam poin atas Barca.
"Kondisi terkini tidak terlihat baik untuk Barcelona. Mereka bukan favorit lagi, setidaknya untuk saat ini. Jika Madrid menang, keunggulan mereka menjadi sembilan poin dan akan menjadi masalah besar bagi Barcelona," tutur mantan pelatih Real Madrid sekaligus eks punggawa Barcelona Bernd Schuster.
Laga El Clasico selalu menghadirkan pemenang dalam sembilan episode terakhir di semua level kompetisi, dengan Madrid sedikit mendominasi lewat lima kemenangan berbanding empat untuk Barca.
Terakhir kali pertemuan di Nou Camp berakhir imbang ialah pada Oktober 2012 lalu dengan skor 2-2.
Opsi taktik
Meski tampak dominan dari segala sisi, Real Madrid akan mengunjungi Nou Camp tanpa kehadiran salah satu punggawa andalan mereka, Gareth Bale, yang masih dibekap cedera.
Tempat yang ditinggalkan Bale mungkin akan diisi Lucas Vazquez atau Isco dengan asumsi Zizou memilih menggunakan skema 4-3-3 yang dapat bertransformasi pada formasi 4-4-1-1.
Pilihan taktik yang terakhir cukup efektif bagi Luka Modric dkk saat menaklukkan rival sekota, Atletico Madrid, dengan skor 3-0 pada akhir November lalu.
Akan tetapi, opsi skema tersebut bisa berubah jika Zizou memainkan gelandang bertahan Casemiro yang baru saja pulih dari cedera.
Kehadiran pesepak bola Brasil itu dapat mengubah skema menjadi 4-1-4-1 demi memberi keseimbangan lebih bagi lini tengah Real Madrid untuk menyiasati gelombang serangan trio MSN (Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar).
Dengan Casemiro, Los Merengues pun bisa menduplikasi cara bermain Real Sociedad yang sukses menyulitkan Barcelona pada awal pekan ini.
Permainan menekan ketat dan tidak memberi ruang bagi lini tengah Blaugrana untuk membangun serangan adalah intinya.
Cara itu bahkan sempat membuat pelatih Barcelona Luis Enrique frustrasi.
"Lima sampai enam pemain mereka (Sociedad) melakukan tekanan ketat kepada lini tengah kami sehingga umpan jarak menengah dan panjang sulit dilakukan. Mereka lebih pantas menang. Hasil seri adalah keberuntungan bagi kami," tukas Enrique, kala itu.
Salah satu yang patut disoroti Enrique ialah serangan balik cepat Cristiano Ronaldo dkk.
Oleh karena itu, pilihan lini bertahan yang tepat menjadi keharusan jika tidak ingin dipermalukan Madrid sekali lagi.
Pelatih kelahiran Gijon itu mungkin bakal memainkan empat bek sejajar untuk mengatasi hal tersebut.
Bek tengah akan diisi duet Gerard Pique dan Samuel Umtiti, sedangkan pertahanan sayap kiri diisi Jordi Alba dan sisi kanan milik Sergi Roberto.
Meski demikian, absennya Andres Iniesta akan sedikit banyak mengurangi kreativitas lini tengah.
Sang jenderal lapangan tengah itu menepi akibat cedera meski ada spekulasi yang beredar bahwa ia akan kembali merumput di laga akbar ini.
Jika Enrique belum berani berjudi, Ivan Rakitic akan diplot sementara sebagai pengatur lini tengah dengan didampingi Sergio Busquets dan Denis Suarez.
Ketiganya diharapkan dapat bahu-membahu untuk mengirimkan umpan matang kepada trio MSN di lini depan.
Fokus
Barcelona kembali gagal meraih kemenangan saat ditahan imbang Hercules 1-1 dalam ajang Copa del Rey tengah pekan ini.
Hasil itu membuat mereka menelan tiga hasil seri dalam lima laga terakhir.
Namun, Enrique menegaskan rentetan hasil kurang memuaskan itu tidak akan memengaruhi penampilan timnya dalam pertarungan El Clasico.
"Kami terlihat tidak santai dalam bermain, tapi sekarang saatnya kami fokus dalam laga terbaik yang pernah disaksikan dalam kejuaraan ini dan kami termotivasi melawan rival kami," tukas Enrique seusai laga kontra Hercules.
Sebaliknya, jelang pertandingan ini pun Madrid seperti dibayangi 'dewi fortuna'.
Dengan selalu menang dalam lima laga terakhir di semua ajang dan mencatatkan 32 kali pertandingan tidak terkalahkan, Madrid kini merasa di atas awan.
Rekor tersebut melampaui catatan pendahulu Zidane, Carlo Ancelotti, selama memimpin Madrid. (Berbagai sumber/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved