Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PSSI akan mencoba segala cara untuk meloloskan Makassar sebagai tuan rumah Kongres Pemilihan Tahunan PSSI. Rencana tersebut sempat terganjal restu dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang meminta tempat kongres dialihkan ke Yogyakarta.
Keputusan Kemenpora itu bahkan telah didukung mayoritas pemilik hak suara yang tergabung dalam Kelompok 85 (K-85). Hal itu tentu membuat posisi PSSI untuk mengamankan penyelenggaraan kongres di Makassar kian tersudut.
Dalam berbagai kesempatan pun K-85 mengancam memboikot kongres jika tetap dilakukan di Makassar. Di lain pihak, Kemenpora sampai saat ini enggan memberikan rekomendasi soal penyelenggaraan kongres.
Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim menyatakan siap berkoordinasi dengan Kemenpora untuk mengambil jalan tengah. Langkah PSSI memang dituntut lebih cekatan karena penyelenggaraan kongres kurang dari dua pekan lagi, tepatnya pada 17 Oktober mendatang.
"Saya optimistis semua akan berjalan baik. Pembicaraan dengan pihak Kemenpora sudah mulai positif untuk sepak bola Indonesia," kata Azwan.
Pemilihan lokasi Kongres Pemilihan di Makassar sejatinya merupakan keputusan rapat anggota Komite Eksekutif PSSI seusai Kongres Luar Biasa (KLB) Ancol, awal Agustus lalu. Namun, Makassar dinilai tempat yang bias karena salah satu calon ketua umum berasal dari kota tersebut.
Di sisi lain, para kandidat PSSI-1 terus mempersiapkan diri. Beberapa di antara-nya melontarkan visi dan misi dalam acara debat di depan publik, kemarin. Salah satu pernyataan yang dianggap positif datang dari Moeldoko saat diminta memilih untuk menciptakan 'pemain juara' atau 'pemain sejahtera'. Dengan lugas, mantan panglima TNI itu menjawab pemain juara karena pemain juara pasti dapat menyejahterakan dirinya.
"Pasti saya memilih pemain juara karena pemain yang juara pasti akan mendapatkan sesuatu yang menyejahterakan dirinya," tukasnya.
Kandidat lain, Kurniawan Dwi Yulianto, menggarisbawahi sepak bola tanpa rekayasa akan menjadi fokus utamanya jika dipercaya meminpin PSSI.
"Di level profesional, banyak akal-akalan untuk menabrak aturan. Intinya sepak bola profesional itu harus tanpa konpromi," tandas pria berjuluk 'si Kurus' itu. (Sat/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved