Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SELAMA satu setengah dekade terakhir, timnas Uruguay dipimpin duo penyerang Luis Suarez dan Edinson Cavani. Bermain di Piala Dunia terakhir, memotivasi kedua bintang memperebutkan trofi juara di Qatar.
Lahir hanya dengan selisih 21 hari, dua pemain berusia 35 tahun itu telah berkiprah di klub-klub besar Eropa. Karier luar biasa telah menjadikan Suarez dan Cavani sebagai dua pencetak gol tersubur dalam sejarah La Celeste--julukan Uruguay. Suarez mencetak 68 gol dalam 134 pertandingan dan Cavani mencetak 58 dari 133 pertandingan.
Selama lebih dari 15 tahun, mereka telah menjadi pilar tim Uruguay yang berani mencapai semifinal Piala Dunia di Afrika Selatan pada 2010, sebelum mengangkat Copa America pada tahun berikutnya. Itu akan menjadi Piala Dunia keempat mereka.
Namun, baik Suarez maupun Cavani bukanlah pemain seperti dulu. Setelah bermain untuk Napoli, Paris Saint-Germain, dan Manchester United, Cavani saat ini berada di Valencia yang sempat disegani pada awal 2000-an ketika mereka memenangi dua gelar La Liga dan mencapai final Liga Champions berturut-turut.
"Bagi mereka yang hidup, merasakan dan mencintai sepak bola, serta terlebih lagi bagi mereka yang mengenakan jersey negara mereka, tidak ada misteri, ini adalah Piala Dunia. Apakah itu yang pertama atau yang kelima tidak ada bedanya. Jika ini tidak memotivasi Anda, kami dalam masalah," kata Cavani.
Sementara itu, Suarez, setelah bermain di Ajax, Liverpool, Barcelona, dan Atletico Madrid, ia mengejutkan dunia sepak bola awal tahun ini dengan kembali ke klub profesional pertamanya, Nacional, meskipun harus kembali berpisah pada awal November lalu. Namun, Suarez tetap kompetitif dan percaya diri seperti biasanya untuk Piala Dunia Qatar.
"Kami memiliki campuran pemain berpengalaman dan berkualitas, saya percaya Uruguay dapat memiliki Piala Dunia yang hebat," katanya.
Di Qatar, juara dua kali Piala Dunia itu akan diisi perpaduan para pemain veteran yang tangguh dan anak-anak muda yang bersemangat. Uruguay punya penyerang kelas dunia lainnya, yaitu Darwin Nunez. Striker 23 tahun itu mengukir rekor sebagai pemain termahal sepanjang sejarah Liverpool dengan nilai transfer 85 juta pounds atau sekitar Rp1,5 triliun pada Juni lalu.
Lawan familier
Selain Nunez, Uruguay memiliki gelandang haus gol, Federico Valverde, dan gelandang karismatik, Rodrigo Bentancur, untuk menjadi andalan di Qatar. Di lini belakang, Uruguay juga berharap banyak kepada bek muda Ronald Araujo. Pada dua edisi terakhir Piala Dunia, mereka sangat bergantung pada duo bek, Diego Godin dan Martin Caceres.
"Saya perlu menyiapkan rencana A, B, C, dan D karena memerlukan skenario berbeda di setiap laga. Kami beruntung punya pemain seperti Federico (Valverde) yang bisa tampil bagus di beberapa posisi. Suarez juga bisa memainkan sejumlah peran," kata pelatih Uruguay Diego Alonso.
Bermodal pemain veteran dan muda itu, Uruguay menatap asa untuk melangkah lebih jauh jika dibandingkan dengan capaian perempat final di edisi Rusia 2018. "Saya ingin meninggalkan sejarah di dunia sepak bola. Bukan hanya bersama Real Madrid, melainkan juga di timnas. Kami bermimpi memenangi Piala Dunia untuk seluruh masyarakat Uruguay," kata Valverde.
Perjalanan La Celeste ke Piala Dunia 2022 cukup berat. Mereka harus jatuh bangun menghadapi para pesaing dari zona Conmebol. Uruguay bahkan sempat menderita empat kekalahan berturut-turut di babak kualifikasi yang saat itu masih di bawah komando Oscar Tabarez. Menyusul hasil mengecewakan itu, Tabarez pun dicopot pada November 2021.
Posisi Tabarez digantikan Diego Alonso dan Uruguay pun berhasil memenangi empat pertandingan tersisa serta menyegel tiket ke Qatar. Uruguay menutup putaran kualifikasi dengan mengumpulkan 28 poin berkat delapan kemenangan, empat kali imbang, dan enam kekalahan.
Uruguay tergabung dalam Grup H bersama Portugal, Ghana, dan Korea Selatan. Uruguay sudah familier dengan tiga tim tersebut. Di Afrika Selatan 2010, mereka mengalahkan Korea Selatan di babak 16 besar dan kemudian menyingkirkan Ghana di perempat final. Di Rusia 2018, Uruguay berhasil mengalahkan Cristiano Ronaldo dkk di babak 16 besar. Modal berharga bagi La Celeste.
Pelatih: Diego Alonso
Bintang: Darwin Nunez
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved