Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Rusia dan Hooliganisme

Basuki Eka Purnama Wartawan Media Indonesia
22/6/2016 07:30
Rusia dan Hooliganisme
(AP/Alexander Zemlianichenko)

ALEXANDER Shprygin dengan bangga mengembangkan bendera Rusia yang di tengahnya menampilkan gambar beruang yang tengah menyeringai. Aksi itu dilakukannya di pintu pesawat Airbus yang akan mengangkutnya meninggalkan Prancis setelah dia diusir dari negara penyelenggara Piala Eropa 2016.

Siapa sih Shprygin? Dia adalah ketua kelompok pendukung timnas Rusia. Aktivis sayap kanan yang pernah berfoto bareng Presiden Vladimir Putin itu adalah salah satu dari 30 pendukung Rusia yang ditangkap otoritas pascabentrok dengan pendukung Inggris.

Di Rusia, hooliganisme tampaknya merupakan bagian dari sepak bola.

Seorang pendukung CSKA Moskow mengatakan Shprygin tidak pernah meminta pendukung untuk berhenti berkelahi. Hal itu karena Shprygin sadar jika permintaan itu tidak dipatuhi, hal itu berarti wibawanya akan hilang.

Shprygin memiliki hubungan yang dekat dengan otoritas olahraga Rusia, pelatih sepak bola, serta para pemain. Akun Instagram-nya dibanjiri dengan fotonya bersama dengan Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutka, pelatih timnas Leonid Slutsky, dan striker tim ‘Beruang Merah’ Alexander Kokorin.

Karenanya, tidak aneh aksi brutal para pendukung Rusia di Piala Eropa 2016 bak mendapat dukungan dari pemerintah Rusia.

Wakil ketua parlemen Rusia Igor Lebedev, yang juga sahabat Shprygin, mencuit, “Saya tidak melihat ada yang salah dari perkelahian antarpendukung. Sebaliknya, selamat teman-teman, lanjutkan aksi kalian!”

Presiden Putin meski secara tersurat mengecam aksi perkelahian antara suporter Inggris dan Rusia, secara tersirat bangga dengan aksi hooligan asal negaranya itu. “Perkelahian antara pendukung Rusia dan Inggris adalah hal yang memalukan,” kata Putin di St Petersburg.

Dia kemudian menambahkan, “Saya tidak tahu bagaimana 200 pendukung Rusia bisa mengalahkan beberapa ribu pendukung Inggris. Pernyataan Putin itu disambut tepuk tangan dan tawa oleh mereka yang hadir.

Bagi Rusia, para hooligans ini memang menjadi pisau bermata dua. Mereka bisa menimbulkan masalah seperti yang terjadi di ajang Piala Eropa atau menjadi aset.

Para hooligans ini biasanya berpandangan nasionalis. Karenanya, Putin menjadikan mereka sebagai pion untuk kebijakan Rusia terutama kebijakan luar negeri mereka.

Hubungan kompleks antara pemerintah Rusia dan para pendukung garis keras ini tergambar jelas pada 2010.

Ketika itu, ribuan pendukung yang marah karena meninggalnya seorang pendukung Spartak Moskow dalam perkelahian dengan seorang imigran berkumpul di Lapangan Manezh dekat Kremlin dalam aksi demonstrasi yang berubah jadi aksi kekerasan ras saat warga non-Slavik yang berada di sekitar lokasi itu dipukuli dan ditusuk.

Menanggapi aksi itu, polisi melakukan pendekatan yang lunak dan tidak melakukan aksi penangkapan besar-besaran.

Bahkan, Putin--kala itu menjabat sebagai perdana menteri--meletakkan karangan bunga di makam pendukung Spartak Moskow yang tewas itu.

“Apa yang dilakukan Putin adalah langkah populis. Adapun di mata para pendukung, itu adalah pertanda pemerintah memberikan dukungan bagi mereka,” ungkap Natalia Yudina dari LSM HAM Sova Center.

Pendukung adalah hal penting dalam sepak bola. Pelatih legendaris Liverpool Bill Shankly berkata, “Dalam sepak bola ada trinitas yaitu pemain, pelatih, dan pendukung.”

Namun, saat pendukung menjadi berita yang lebih utama ketimbang hasil pertandingan, berarti ada masalah.

Sepak bola yang mempertemukan dua tim yang terdiri dari masing-masing 11 pemain tetap harus menjadi menu utama. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya