Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
PERTEMUAN Chelsea dan Manchester City, malam nanti, seharusnya menjadi ajang pertempuran dua tim besar Liga Primer. Keduanya merupakan penguasa tabel akhir musim lalu dengan the Blues menggenggam trofi, sedangkan City mengawal sebagai runner-up.
Meskipun demikian, suasana jauh berbeda bakal terjadi di langit Stamford Bridge.
The Citizens tengah berjuang mempertahankan spot di Liga Champions, sedangkan tuan rumah lebih parah lagi, yakni tercecer di urutan 10 dan hampir pasti hanya akan berkompetisi di liga lokal, musim depan.
Momentum berada di pundak ‘Manchester Biru’ yang masih mendeklarasikan diri bisa berkompetisi dengan Leicester City di perebutan juara meski kini terpaut 15 poin. Semangat lolos ke semifinal Liga Champions akan mereka bawa ke Liga Primer.
“Kami tampil sangat bagus belakangan ini dan harus terus tampil seperti itu,” ujar gelandang Jesus Navas.
Di pertemuan pertama di Etihad, Agustus lalu, mereka menghajar skuat yang kala itu masih dipimpin Jose Mourinho 3-0. Akan tetapi, tim Manuel Pellegrini terakhir kali menang di Bridge dalam Liga Primer ialah pada 2010 lalu dengan skor 4-2.
Pekan lalu, pelatih interim Chelsea, Guus Hiddink, dipaksa menelan pil pahit berupa kekalahan 0-1 di kandang Swansea City. Di tengah badai cedera dan sanksi yang diterima striker Diego Costa, juru taktik asal Belanda itu mengandalkan mayoritas pemain muda yang belum siap bertarung di kerasnya Liga Primer.
“Kekalahan ialah hal yang pasti terjadi di liga yang panjang, tapi saya berharap mereka tidak lantas terbiasa kalah, apalagi kami punya laga penting akhir pekan ini,” ujar Hiddink. (AP/Ash/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved