Jerman Menentang Boikot Piala Dunia 2022

Mediaindonesia.com
27/3/2021 06:00
Jerman Menentang Boikot Piala Dunia 2022
Babak kualifikasi sebelum Piala Dunia 2022(AFP/Adrian Dennis)

PRESIDEN Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) Fritz Keller menentang memboikot Piala Dunia 2022. Jerman akan bersama dengan tim sepak bola nasionalnya mendukung hak-hak pekerja migran di Qatar, Jumat (26/3).

Tim Jerman berbaris sebelum kickoff dalam pertandingan pembukaan kualifikasi Piala Dunia melawan Islandia di Duisburg pada Kamis dengan mengenakan baju bergambar deretan huruf bertuliskan HAK ASASI MANUSIA.

Norwegia melakukan protes serupa pada hari Rabu menjelang pertandingan di Gibraltar ketika para pemain mereka mengenakan kaus bertuliskan Hak Asasi Manusia, di dalam dan luar lapangan.

Inisiatif tersebut muncul setelah sebuah laporan oleh surat kabar Inggris The Guardian menyebutkan perhitungannya menunjukkan setidaknya 6.500 pekerja migran telah meninggal dunia di Qatar sejak negara tersebut memenangi hak untuk menggelar Piala Dunia 2022, 10 tahun lalu.

Klub papan atas Norwegia, Tromso, telah meminta federasi sepak bola negaranya untuk mempertimbangkan memboikot Piala Dunia setelah The Guardian menerbitkan laporannya, tetapi Keller menentang langkah tersebut.

"Qatar telah memulai beberapa reformasi, dan telah ada kemajuan yang terlihat - meskipun masih ada hal perlu dilakukan - yang berpotensi boikot dapat dibatalkan," kata Keller dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada situs resmi DFB.

"Saya berharap dapat mendorong perubahan konkret, dan menerapkannya sebelum memberikan Piala Dunia kepada negara seperti Qatar, di mana ada beberapa hal yang masih perlu diubah," imbuh Keller.

"Sebaliknya, Qatar dianugerahi Piala Dunia sebagai semacam lompatan keyakinan, dengan harapan itu akan membantu membawa perbaikan," tuturnya.

Baca juga:  Jadi Venue Piala Dunia U-20, Renovasi Stadion Manahan Capai 69%

Manajer Belgia Roberto Martinez mengatakan akan menjadi kesalahan besar untuk memboikot putaran final Piala Dunia. DFB menggemakan sikap pemerintah Jerman sebelumnya ketika seorang juru bicara mengatakan kepada wartawan, "tim nasional adalah bagian yang baik dari Jerman dan oleh karena itu bagus ketika mereka berkomitmen pada nilai-nilai demokrasi liberal kita".

Keller menambahkan, harus mempertahankan nilai-nilai kita, yang tertulis dalam undang-undang kita, dan membiarkan suara kita didengar setiap saat. Jika seseorang tidak dapat mendukung pernyataan hak asasi manusia, mereka perlu segera menyesuaikan kembali moral mereka.

"Setiap pemain bermimpi bisa bermain untuk negaranya di Piala Dunia sejak usia muda, tetapi pada saat yang sama, tentu saja, mereka tahu bahwa Anda tidak bermain-main dengan hak asasi manusia," tukas Keller.

"Mereka tidak dapat dinegosiasikan dan dapat diterapkan secara universal, di seluruh dunia. Inilah yang menarik perhatian para pemain nasional," ucapnya.

Pada Kamis, perwakilan penyelenggara Piala Dunia Qatar mengatakan mereka selalu transparan tentang kesehatan dan keselamatan pekerja.

"Sejak pembangunan (stadion) dimulai pada 2014, ada tiga kematian terkait pekerjaan dan 35 kematian yang tidak terkait pekerjaan," pungkasnya.(Ant/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya