Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Persembahan Keempat Guardiola

Satria Sakti Utama
26/2/2019 07:00
Persembahan Keempat Guardiola
(Adrian DENNIS / AFP)

MANCHESTER City meraih gelar kelima di Piala Liga Inggris setelah menaklukkan Chelsea di  final yang digelar di Stadion Wembley, kemarin dini hari. Rival sekota Manchester United itu menang 4-3 dalam adu penalti setelah skor 0-0 bertahan selama 120 menit.

Leroy Sane menjadi satu-satunya eksekutor Manchester City yang gagal menjalankan tugas. Sementara itu, dari kubu Chelsea, gelandang Jorginho dan bek David Luiz tidak mampu menyarangkan bola ke gawang City yang dikawal Ederson Moraes.

Hasil tersebut membuat pelatih Manchester City Pep Guardiola telah mempersembahkan empat trofi bagi timnya sejak bergabung pada perte­ngahan 2016. Khusus trofi Piala Liga Inggris, piala itu telah didapatkan Guardiola untuk kali kedua setelah ia meraihnya musim lalu.

Trofi Piala Liga Inggris juga menjadi pembuka impian Guardiola meraih empat gelar musim ini (quadruple). Tiga gelar tambahan masih mungkin diraih City, yaitu Liga Primer­, Piala FA, serta Liga Champions.

Guardiola tentu senang dengan prestasi. Namun, ia tak serta-merta hanya memuji penampilan timnya. Ia merasa takjub dengan perlawanan Chelsea. City sanggup menaklukkan tim asuhan Maurizio Sarri ini dengan skor telak 6-0 di ajang Liga Primer Inggris. Namun, kemarin dini hari, the Blues sanggup memaksa hasil imbang bertahan selama 120 menit.

“Saya terkesan dengan cara Chelsea bertahan. Mereka sangat terorganisasi dan merupakan salah satu tim tangguh yang pernah saya hadapi. Kami tahu mereka punya kebanggaan dan akan bereaksi atas kekalahan sebelumnya,” kata Pep.

Kontroversi Arrizabalaga

Kiper Chelsea Kepa Arrizabalaga dihujani kritik karena dianggap sebagai biang kekalahan timnya saat  menolak untuk digantikan Wilfredo Caballero di penghujung perpanjang­an waktu. Hal itu membuat Sarri sempat memperlihatkan kekesalannya di pinggir lapangan.

Sarri memilih tak ingin menambah friksi di ruang ganti timnya. Ia menjelaskan penolakan Arrizabalaga hanya kesalahpahaman. Mantan kiper Atletico Bilbao tersebut memang terlihat mendapat perawatan tim dokter karena kontraksi otot sebelum Sarri menginginkan pergantian posisi.

“Ini sebuah kesalahpahaman yang besar. Dia mengalami kontraksi di otot kakinya. Jadi, saya ingin penjaga gawang fit untuk menghadapi situasi penalti, tapi saya menyadari situasinya setelah 3 atau 4 menit ketika dokter mendatangi bangku cadangan,” katanya.

Arrizabalaga sejatinya tidak tampil buruk karena sanggup menepis sepakan Sane. Namun, banyak pihak percaya bahwa Caballero dapat melakukan hal yang lebih baik daripada Arrizabalaga.

Kiper 37 tahun itu punya sejarah apik dalam adu penalti. Tiga tahun lalu saat masih berseragam City, Caballero sukses menggagalkan tiga penalti di final Piala Liga Inggris saat menghadapi Liverpool.

Di sisi lain, kegagalan merebut trofi Piala Liga Inggris membuat posisi Sarri makin terancam. Namun, mantan pelatih Napoli tersebut sama sekali tidak mau memikirkan soal nasibnya di Chelsea. (BBC/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya