Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Ambisi Torehkan Prestasi di Kanvas Baru

Satria Sakti Utama
26/2/2019 01:40
Ambisi Torehkan Prestasi di Kanvas Baru
(ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Piala AFF U-22 memang bukan kali pertama digelar Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF). Namun, ajang ini seperti sebuah kanvas baru karena penyelenggaraannya telah terhenti selama kurang lebih 14 tahun lalu seusai edisi perdana digelar di Thailand pada 2005 saat masih masih bertajuk Piala AFF U-23.

Kanvas baru inilah yang menjadi harapan anak bangsa untuk mengukir prestasi, khususnya bagi pelatih timnas U-22 Indonesia Indra Sjafri. Pelatih asal Minang itu kembali meng­a­n­tar­kan Indonesia mencicipi partai puncak dalam kurun enam tahun terakhir.

Kala itu, Indra membawa timnas U-19 Indonesia ke final Piala AFF U-19 2013 dan sukses merebut trofi juara. Kini, mantan pelatih Bali United tersebut membawa timnas U-22 Indonesia ke final Piala AFF U-22 2019 menghadapi Thailand di National Stadium, Phnom Penh, Kamboja, malam ini.
 
Indra berharap mampu mengulang sejarah manis enam tahun lalu untuk memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. “Mudah-mudahan tak hanya final. Semoga ini menjadi gelar kedua saya di kelompok usia yang berbeda,” ungkap pelatih 56 tahun ini.

Namun, laga final dipastikan tidak akan berjalan mudah bagi skuat Indonesia. The War Elephants, julukan timnas Thailand, yang lolos ke final setelah menyingkirkan Kamboja di semifinal melalui adu penalti, jelas tidak bisa dipandang sebelah mata.  

Di level Asia Tenggara, Indra pernah tiga kali bersua Thailand dan dua laga di antaranya ­berakhir kalah. Di semifinal Piala AFF U-18 2017, Indra harus mengakui keunggulan Thailand yang kala itu menang melalui duel adu penalti. Setahun berselang di Piala AFF U-19 2018 di Jawa Timur, Indra dan tim asuhannya kembali takluk saat melakoni laga terakhir fase Grup A. Saat itu Indonesia menyerah 2-1.

Sekali kemenangan yang didapatkan Indra terjadi di ajang Piala AFF U-19 2013. Saat itu ia dan tim asuhannya sanggup memenangi pertarungan 3-1 di fase grup.

Hal lain yang patut diwaspadai Indra saat ini ialah kokohnya tembok pertahanan Thailand yang dikomandoi bek blasteran Italia Marco Ballini. “Di turnamen ini kualitas tim merata. Kita sering bertemu Thailand dan sudah tahu kekuatan masing-masing,” imbuh Indra.

Banjir dukungan

Di lain pihak, dukungan kepada timnas U-22 Indonesia untuk membawa pulang trofi Piala AFF U-22 2019 ke Tanah Air membanjir. Salah satunya datang dari pelatih timnas senior Simon McMenemy. Pelatih asal Skotlandia itu menilai Indonesia punya peluang untuk mengalahkan tim lawan.

Simon menilai beban justru berada di pundak pemain Thailand karena selalu menjadi unggulan. Adapun Witan Sulaeman dan kolega memperlihatkan peningkatan kepercayaan diri dan mentalitas tim di setiap laga.

“Ini laga sulit. Thailand terbaik di Asia Tenggara. Tapi jika mengikuti tren Indonesia yang memulai dengan lambat dan kemudian terus meningkat, saya pikir tekanan akan berada di Thailand. Yang perlu kita lakukan ialah terus menjaga semangat tim,” ujar Simon.

Sementara itu, bek sayap timnas U-22 Indonesia Firza Andika mengaku saat ini timnas terus fokus mewujudkan mimpi menjadi juara Piala AFF U-22 2019. “Kami fokus untuk laga final. Thailand tim kuat, tapi kita tetap punya peluang untuk menang,” jelasnya. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya