Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Penantian Panjang Persija Jakarta

Satria Sakti Utama
09/12/2018 23:15
Penantian Panjang Persija Jakarta
(MI/RAMDANI)

PERSIJA Jakarta akhirnya menuntaskan penantian 17 tahun untuk merebut kembali gelar kompetisi di Indonesia. Persija memastikan gelar Liga 1 2018 setelah  menang 2-1 atas Mitra Kukar di pekan terakhir Liga 1 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, kemarin, yang membuat mereka finis dengan koleksi 62 poin, unggul satu nilai atas PSM Makassar yang dalam laga lain menang 5-1 atas PSMS Medan.

Di lain pihak, kekalahan itu membuat Mitra Kukar terdegradasi. Selain pasukan ‘Naga Mekes’, dua klub lain yang turun kasta ialah Sriwijaya FC dan PSMS Medan.

Sementara itu, PSSI berencana membentuk komite ad hoc yang bertugas mengusut dugaan pengaturan skor. Komite ad hoc itu juga bertugas menjalin interaksi dengan institusi lain di luar PSSI seperti pemerintah atau kepolisian.

“Dalam konteks pengaturan skor, sering adanya keterlibatan dari non-football family. PSSI hanya bisa menjangkau orang-orang dengan atribut sepak bola,” jelas Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono di Jakarta, Sabtu (8/12) sore.

Komite ad hoc itu akan berdampingan dengan struktur organisasi PSSI, tapi tidak memiliki kewenangan dalam pengambil­an keputusan. Komite ad hoc hanya sebagai perantara kepada anggota Exco PSSI untuk mengum­pulkan data akurat dan komprehensif. Komite ad hoc juga dapat fokus dalam konteks investigasi isu pengaturan skor.

Perihal orang-orang yang akan mengisi komite ad hoc, Joko belum bisa menjelaskan. Menurutnya, yang terpenting ialah kinerja mereka mampu membuka tabir pengaturan skor dan isu suap di Indonesia.

“Sangat memungkinan (anggota ad hoc dari luar tubuh PSSI). Prinsipnya bukan orang dulu, melainkan sistemnya, code of conduct-nya.”

Sementara itu, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto memberikan apresiasi kepada PSSI perihal rencana itu. “Saya pikir itu hal positif. Memang harus ada langkah nyata.”

Akan tetapi, Gatot tetap mendorong PSSI segera mendatangi kepolisian untuk berkonsultasi. Terlebih sebelumnya sejumlah nama yang diduga berperan aktif melakukan kejahatan tersebut telah terungkap ke publik. Di antara yang mencuat ialah nama mantan Exco PSSI Hidayat dan pemilik PSMP Mojokerto Putra Vigit Waluyo.

Jaga integritas wasit

Isu pengaturan skor yang merebak belakangan ini memang memunculkan keprihatinan dari berbagai pihak, tak terkecuali dari Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di daerah. Ketua Asprov Jabar Tommy Apriantono pun mendorong PSSI pusat agar melakukan perbaikan diri demi terjaganya integritas kelembagaan. “Kita tunggu kongres tahunan pada Januari. Kami akan lihat rencana Ketum seperti apa. Kita ingin lihat kebesaran hati beliau.”

Tommy menilai PSSI harus lebih wawas diri untuk mengatur kompetisi menjadi lebih berkualitas. Salah satunya ialah pengawasan ketat pada kualitas dan penunjukan wasit dalam setiap pertandingan. PSSI diha-rapkan mampu memberikan atmosfer pertandingan yang nyaman agar wasit dapat memimpin dengan fair.

“Integritas wasit itu tergantung yang mengatur, dalam hal ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru.” imbuhnya.

Sementara itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria mengaku pihaknya berupaya menyingkap isu pengaturan skor agar kasus itu terang benderang. (R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik