Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
ARAB Saudi disebut-sebut sebagai tim terlemah dalam persaingan Grup A. Itu klaim yang cukup wajar karena tim berjuluk the Green Falcons tersebut tidak memiliki sejarah panjang di ajang Piala Dunia.
Wakil Asia tersebut baru lima kali lolos kualifikasi pergelaran sepak bola terbesar empat tahunan tersebut, termasuk Piala Dunia 2018. Tiga kali di antaranya mereka berakhir dengan status tim penggembira.
Akan tetapi, ada hasrat besar dari Federasi Sepak bola Arab Saudi (SAFF) untuk dapat bersaing di Rusia, setidaknya untuk lolos dari fase awal.
Untuk itu, mereka siap bersaing dengan tuan rumah Rusia, Uruguay, dan Mesir yang tergabung di Grup A.
Segala upaya pun coba dilakukan. Langkah pertama ialah menunjuk pelatih baru, yakni eks pelatih timnas Cile Juan Antonio Pizzi, November 2017. Ia menggantikan pelatih lain Argentina, Edgardo Bauza, yang hanya dua bulan bekerja.
Selain itu, SAFF dengan rinci mempersiapkan tujuh kali laga uji coba internasional plus lima pemusatan latihan selama 2018. Tidak main-main, sejumlah tim kelas wahid, seperti Jerman, Belgia, dan Italia akan menjadi lawan bagi Mohammad al Sahlawi dan kawan-kawan.
Harapannya, tim semakin padu ketika berjibaku di Rusia. "Kami merancang jadwal ini untuk membantu kami mencapai performa puncak tepat waktu untuk Piala Dunia. Hal pertama ialah untuk mengerti satu sama lain. Itu sangat krusial karena waktu kami sangat pendek," jelas Pizzi di Riyadh, pekan lalu.
Selain itu, SAFF bekerja sama dengan La Liga untuk mengirim sembilan pemain ke Spanyol. Program tersebut membuat pemain-pemain Arab Saudi akan menimba ilmu di beberapa klub dengan status free player.
Segala kebutuhan dan gaji pemain pun akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab SAFF.
Seperti contoh gelandang Salem al Dawsari bergabung dengan Villarreal. Leganes juga dititipi Yahya Al-Shehri. Sementara itu, Fahad al-Muwallad menepi ke Levante. Beberapa pemain lain juga dikirim ke beberapa klub yang menghuni kompetisi kedua.
Liga tidak kompetitif
Program pengiriman pemain ke klub-klub Eropa, khususnya Spanyol, menyimpan sejumlah kekurangan. Sebabnya, pemain-pemain Arab Saudi bukan menjadi pilihan utama di klub tujuan.
Salem al-Dawsari, Fahad al-Muwallad, dan Yahya al-Shehri tidak bermain di pertandingan kompetitif sejak Januari.
Mantan pemain timnas Arab Saudi, Sami al-Jaber, menyebut liga domestik di Arab Saudi tidak terlalu kompetitif sehingga kesiapan pemain untuk berlaga di level internasional sangat minim.
"Liga Arab Saudi tidak punya cukup intensitas untuk menyiapkan pemain sekelas Piala Dunia. Jadi, saya pikir agak sulit sepertinya bagi mereka untuk bisa bersaing," kata pemain yang pernah merumput di Inggris bersama dengan Wolverhampton Wanderers pada media 2000.
"Itulah alasan mereka perlu keluar negeri. Ide yang bagus, tapi hanya soal waktu untuk melihat apakah program itu bekerja untuk Piala Dunia. Lebih baik jika mereka bermain," imbuhnya.
Tangan dingin Pizzi yang mempersembahkan gelar Copa America 2016 bagi Cile belum terlalu terlihat saat ini.
Dalam empat laga uji coba yang dilalui, Arab Saudi hanya meraih satu kemenangan. Kekalahan telak 0-4 dari Belgia di Brussels menjadi catatan negatif terbaru.
(Arabnews/AFP/BBC/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved