Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Duel Spesial Mourinho di Lisabon

Satria Sakti Utama [email protected]
18/10/2017 03:16
Duel Spesial Mourinho di Lisabon
(AFP PHOTO / Paul ELLIS)

BAGI manajer Manchester United Jose Mourinho, pertandingan melawan Benfica dalam penyisih­an Grup A Liga Champions bukan duel biasa. Mengenang masa lalu, pelatih 54 tahun itu pernah disia-siakan klub Portugal tersebut di awal-awal kariernya. Akibat pergantian tampuk kepemimpinan di As Aguias, julukan Benfica, Mourinho harus lengser setelah hanya memimpin tim dalam sembilan laga musim kompetisi 2000/2001. Hal tersebut merupakan momen yang mengecewakan bagi Mourinho karena saat itu ia rela melepaskan jabatan asisten pelatih Barcelona.

Selama 17 tahun setelah kejadian tidak mengenakan itu, Mourinho punya kesempatan kembali ke Lisbon dan membuktikan diri. Meski demikian, Lisabon tetaplah spesial bagi mantan pelatih Real Madrid itu karena di tempat itulah dirinya menjalani debut sebagai pelatih profesional. Mourinho mengawali musim keduanya di Manchester United dengan rekor hampir sempurna. Dalam 11 pertandingan di berbagai ajang, skuat ‘Setan Merah’ hanya dua kali menelan hasil imbang, sisanya kekalahan. Di pentas Eropa, juara bertahan Liga Europa sejauh ini juga tampil sempurna dengan merebut dua kemenangan dengan skor telak atas FC Basel dan CSKA Moskow.

Itu pencapaian yang jauh berbeda dengan Benfica yang kini berada di dasar klasemen setelah menelan dua kekalahan. Benfica dipermalukan CSKA Moskow 1-2 di kandang sendiri sebelum menerima kekalahan telak lima gol tanpa balas dari FC Basel. Walaupun begitu, gelandang United Nemanja Matic menyebut Benfica bukanlah tim lemah. Perkataan mantan pemain Chelsea itu bukan omong kosong karena pesepak bola Serbia tersebut pernah berkarier di tim itu selama tiga musim. “Saya terkejut karena Benfica merupakan tim yang selalu ingin memenangi pertandingan. Mereka tim besar dan banyak pemain hebat. Saya pikir setiap orang di sana sulit untuk dilawan,” ujar Matic.

Seperti halnya Mou, kesan mendalam juga dirasakan Matic di Benfica. Bedanya, kenangan manis lebih mendominasi ingatan Matic bersama juara bertahan Liga Portugal itu. “Benfica klub yang spesial bagi saya. Saya akan mendukung mereka sepanjang hidup. Akan tetapi, di Liga Champions, saya berharap dapat merebut poin dari mereka,” imbuhnya.

Menanti Morata
Setelah menelan dua kekalahan beruntun di Liga Primer, Chelsea akan menghadapi laga berat saat menjamu AS Roma di Grup C. Skuat asuhan Antonio Conte tentu menargetkan poin penuh untuk meningkatkan kembali kepercayaan diri tim yang tengah ambruk.
“Hasil lalu telah pergi. Anda berkerja dan berkerja lagi untuk penampilan yang lebih baik pada Rabu ini bahwa kami dapat kembali memproduksi rasa haus kemenangan dan pergi dari itu,” ujar kapten Chelsea Gary Cahill.

Seperti Chelsea, Roma juga menargetkan menang seusai dikalahkan pemimpin klasemen Seri A Italia Napoli pekan lalu. Untuk rekor pertemuan, Roma memang baru sekali mengunjungi Stamford Bridge dan menelan kekalahan 0-1 dalam fase grup Liga Champions musim 2008/2009. Namun, secara head to head, I Lupi lebih baik karena di pertandingan kedua mereka menang 3-1 di kandang. (AFP/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya