Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Darurat Medis Jadi Sorotan

Satria Sakti Utama [email protected]
17/10/2017 05:31
Darurat Medis Jadi Sorotan
(AFP)

INSIDEN meninggalnya penjaga gawang Choirul Huda mencambuk seluruh stakeholder sepak bola nasional atas risiko tinggi di lapangan hijau. Sejauh ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) sepakat mendalami kemungkinan human error dalam penanganan pertama Choirul pascaterkapar akibat bertabrakan dengan rekannya, Ramon Rodrigues, saat laga kontra Semen Padang di Lamongan, Minggu (15/10) lalu.

Melalui rekaman pertandingan, respons tim medis dalam melakukan pertolongan pertama mendapat sorotan. Banyak hal yang cukup menjadi perdebatan perihal penggunaan pelindung leher atau terlalu terburu-burunya tim medis membawa Choirul ke rumah sakit. “Ada yang berpendapat seharusnya tuntas di lapangan dan tidak terlalu buru-buru ke rumah sakit dan sebagainya. Maka diskusi dengan Ketum, komite medis akan melakukan pendalaman untuk kasus ini agar penanganan ke depan lebih efektif,” ujar Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono, Senin (16/10).

Di sisi lain, Chief Ope­rating Officer (COO) PT LIB Tigor Shalom Boboy tidak menampik masih kurangnya perhatian dan pemahaman panitia pelaksana pertandingan, klub, hingga pemain mengatasi situasi tersebut. Tigor menjelaskan masih saja ada klub yang menyepelekan ketersediaan fasilitas kesehatan di stadion. “Masih saja banyak klub yang menanyakan kenapa sih harus ada dua ambulans, harus ada dokter tim, lalu stadion harus ada ruang medis dengan posisi obat-obatan yang lengkap, kenapa harus punya rumah sakit rujukan,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (16/10.

Ia menambahkan insiden yang menimpa Choirul Huda seharusnya menjadi pembelajaran bersama untuk meningkatkan pemahaman akan keselamatan darurat di lapangan hijau. Sementara itu, Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal (Letnan) TNI Edy Rahmayadi menegaskan akan memperbaiki standar penanganan medis di Indonesia. “Kalau sekira masih jauh, nanti kita cukup-kan standarnya,” tegas Edy seusai bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di Kantor Kemenpora, Senin (16/10).

Menpora yang mewakili pihak pemerintah meminta PSSI fokus memperbaiki sisi medis sepak bola. Menpora pun berharap peristiwa yang menimpa Choirul tidak lagi terjadi. Sejatinya insiden serupa bukan kali pertama di Indonesia. Kiper Persegres Gresik United Aji Saka juga mengalami peristiwa yang sama, Juli lalu. “Ini kesepakatan kita bahwa dukungan medis harus diperhatikan lagi sehingga semua pemain dan tim medis lebih sigap,” jelas Imam.

Pemkab turun tangan
Dari Lamongan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Jatim, menjamin pendidikan dua putra Choirul Huda. Pemkab bakal mengabadikan nama almarhum sebagai monumen atas jasanya membela ‘Laskar Jaka Tingkir’. Bupati Lamongan, Fadeli, kemarin, mengatakan Pemkab Lamongan, khususnya Persela, merasa sangat kehilangan atas kepergian Choirul Huda. “Kami akan memperhatikan pendidikan putra-putra almarhum. Tidak hanya beasiswa, kami akan jamin itu semua,” ungkap Fadeli saat mengunjungi rumah duka di Jalan Basuki Rahmad 66, Lamongan, Senin (16/10).

Soal usulan dari masyarakat untuk mengabadikan nama almarhum sebagai monumen peringatan, mulai untuk nama jalan, tribune, atau patung, Fadeli tidak keberatan. Bahkan, Bupati menyetujui masukan masyarakat luas tersebut. (YK/MG/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya