Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
TIM Tango, Argentina, sedang berada di titik nadir untuk meraih satu tempat di putaran final Piala Dunia di Rusia tahun depan. Albiceleste julukan Argentina tercecer di luar lima besar yang merupakan batas akhir untuk setidaknya meraih tiket play-off di zona Conmebol atau Amerika Latin. Dengan menempati lis keenam dengan 25 poin hasil 17 laga, skuat asuhan Jorge Sampaoli wajib memenangi pertandingan saat bertandang ke markas Ekuador di Estadio Olimpico Atahulpa, Quito, Rabu (11/10) pagi besok. Seri atau bahkan kalah di Quito bisa membuat Argentina juara dunia dua kali mengulang mimpi buruk gagal lolos di Piala Dunia 1970.
Tanpa Argentina, Piala Dunia tahun depan bakal tanpa salah satu bintang sepak bola paling terang saat ini, Lionel Messi. Laga di Quito menjadi momen terberat bagi Sampaoli. Meski menjadi orang nomor satu di timnas Argentina sejak Juni lalu, ia gagal memenuhi ekspektasi tinggi untuk mengangkat performa Lionel Messi dkk. Eks pelatih Sevilla itu hanya mempersembahkan tiga kali hasil seri pada babak kualifikasi Piala Dunia dan memperburuk kondisi tim. Messi akan tetap menjadi jantung permainan Argentina di dalam skema andalan 4-2-3-1, meski gagal mencetak gol dalam empat pertandingan terakhir.
Untuk sosok pendamping, Sampaoli mempertimbangkan tetap mempertahankan duet Angel Di Maria dan Dario Benedetto daripada dua bintang Seri A Paulo Dybala dan Mauro Icardi. Walaupun kombinasi ketiganya gagal menyumbangkan gol saat melawan Peru pekan lalu, pelatih 57 itu melihat timnya lebih baik dalam sisi penyerangan. Problemnya ialah mereka harus bermain di Quito yang berada di ketinggian 2.782 meter di atas laut. Kadar oksigen yang tipis membuat Argentina hanya sekali menang dalam tiga kunjungan terakhir.
Ekuador berhasrat mengulangi kejutan mengalahkan Argentina 2-0 di pertemuan pertama, dua tahun lalu.
Legenda hidup timnas Argentina Mario Kempes masih berharap Argentina dapat keluar dari lubang jarum. Dengan nada menyentil, mantan pemain yang pernah mencicipi sepak bola Indonesia itu pun menyebut hanya pendukung Diego Maradona yang menginginkan skuat Tango tersisir. "Hanya satu yang akan senang jika Messi tidak lolos Piala Dunia, itu mungkin pendukung Maradona. Mereka dapat menyebut dia yang terbaik," ujar Kempes.
Menggusur Swiss
Tidak hanya Messi yang akan menjalani laga penentu. Rivalnya di La Liga, Cristiano Ronaldo, bersama timnas Portugal akan menjalani momen serupa. Namun, situasi Selecao das Quinas julukan Portugal setidaknya selangkah lebih baik. Portugal bakal menjamu Swiss untuk berebut tiket otomatis menuju Piala Dunia 2018 sebagai juara Grup B zona Eropa kala bentrok di Lisabon, dini hari nanti. Swiss selangkah di depan karena untuk sementara unggul tiga poin atas Portugal. Namun, tuan rumah bakal mengejar kemenangan untuk merebut tiket otomatis ke Rusia 2018.
Itu terjadi karena Portugal memiliki selisih gol lebih baik, 26 gol, ketimbang Swiss dengan 18 gol. "Jika Anda menang sembilan kali dalam sembilan pertandingan dan Anda masih takut untuk tidak lolos, ini sedikit rumit bagi kami," tegas kapten Swiss Stephan Lichtsteiner.
Di Grup A, Prancis bisa memastikan tiket ke Rusia 2018 dengan mengejar angka penuh saat menjamu Belarus. Rival terdekat Prancis, Swedia, yang berjarak satu poin, bakal jumpa Belanda.
Swedia amat berpeluang tetap menjejak babak play-off asalkan tidak kalah hingga tujuh gol dari Belanda. Sebaliknya, misi sulit bagi Belanda tiga kali runner-up Piala Dunia--hanya untuk meraih satu dari delapan tiket play-off zona Eropa. (R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved