Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Bermodal Sejarah demi Selamatkan Reputasi

Satria Sakti Utama
27/5/2017 06:31
Bermodal Sejarah demi Selamatkan Reputasi
(AP Photo/Tim Ireland)

PEREBUTAN Piala FA, malam nanti, akan menutup hiruk-pikuk kompetisi di Inggris musim ini. Dua tim asal London, Chelsea dan Arsenal, akan bersaing menjadi yang terbaik untuk membawa pulang trofi yang telah berusia 146 tahun tersebut. Jika ditilik dari sisi sejarah, pertarungan yang akan dihelat di Stadion Wembley itu condong menguntungkan Arsenal, khususnya sang mentor Arsene Wenger.

Pelatih asal Prancis itu menjadi salah satu juru taktik tersukses sepanjang sejarah Piala FA dengan enam trofi. Jumlah yang sama didapat pelatih legendaris Aston Villa, George Ramsay, pada awal abad ke-20. Jika sukses menyegel satu gelar lagi, predikat sebagai pembesut tersukses di Piala FA akan jatuh ke tangan Wenger. Persentase kesukesan pelatih berjuluk 'sang Profesor' itu di babak final Piala FA pun sangat tinggi, yakni 85%. Artinya, ia hanya sekali gagal dalam tujuh kali kesempatan di partai puncak, tepatnya saat takluk dari Liverpool pada 2006.

Akan tetapi, partai pamungkas di ajang ini juga dapat menjadi laga terakhir Arsene Wenger bersama 'Meriam London'. Kegagalan the Gunners kali ini bisa membuatnya kehilangan pekerjaan pada musim depan menyusul desakan para pendukung klub yang gerah dengan pelatih 67 itu yang gagal mempersembahkan tiket Liga Champions untuk kali pertama dalam lebih dari dua dekade. "Akankah ini yang terakhir di Arsenal? Saya tidak tahu. Yang saya inginkan ialah menang. Kami pantas juara setelah yang kami lakukan dalam dua bulan ini," tukas Wenger.

Berbeda dengan Wenger, pelatih Chelsea, Antonio Conte, justru minim pengalaman di level turnamen berujung trofi. Mantan allenatore timnas Italia itu hanya sekali mencicipi partai puncak di turnamen domestik, yakni Coppa Italia pada 2012 bersama Juventus, itu pun berujung kekalahan 0-2 dari Napoli. Meskipun demikian, kesuksesan menggapai trofi Liga Primer musim ini sejatinya sudah menjadi bukti cukup bahwa 'London Biru' sedikit berada di atas angin dari sang lawan. The Blues datang ke Wembley dengan rekor sempurna dalam tujuh pertandingan terakhir. "Inilah saat yang tepat untuk menikmati pencapaian ini bersama fan," jelas pelatih 47 tahun tersebut.

Akhiri mimpi buruk
Di Jerman, Borussia Dortmund ingin mengakhiri mimpi buruk yang mereka alami musim ini dengan merebut gelar DFB Pokal melawan Eintracht Frankfurt di Olympiastadion, dini hari nanti. Sejak awal musim Die Borussen sudah ditinggal tiga pemain utama mereka yang memilih hijrah, kemudian dilanda badai cedera, dan terakhir diteror bom di laga satu perempat final Liga Champions.

"Terlalu banyak perbedaan yang membuat (pertandingan final) semakin penuh tantangan," ujar pelatih Borussia Dortmund, Thomas Tuchel. Dortmund hanya sekali merebut trofi dalam lima laga final yang mereka jalani, tepatnya pada 2012 lalu. Kondisi mental merupakan pekerjaan terberat yang harus diselesaikan Tuchel, apalagi Frankfurt dan Dortmund saling mengalahkan di pentas Bundesliga dalam enam laga dalam tiga musim terakhir. (AFP/Bundesliga/Goal/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya