Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Kemenangan Sepak Bola Pragmatis

Satria Sakti Utama
26/5/2017 02:45
Kemenangan Sepak Bola Pragmatis
(AFP PHOTO / Odd ANDERSEN)

PELATIH Manchester United Jose Mourinho kerap dihujani kritik karena tak mampu membuat timnya tampil atraktif sepanjang musim ini. Hasilnya, MU memang finis di peringkat keenam Liga Primer. Namun, di luar itu, 'Setan Merah' mampu menyabet tiga gelar, yakni Community Shield, Piala Liga Inggris, dan yang paling anyar ialah trofi Liga Europa.
Kemarin, the Reds Devils mengalahkan Ajax Amsterdam 2-0 di Friends Arena, Swedia. Hasil itu diperoleh setelah Mourinho menginstruksikan pemainnya untuk lebih banyak menyemut di jantung pertahanan sembari menunggu peluang mencetak gol untuk mengantisipasi kecepatan pemain muda de Amsterdammers.

Strategi itu membuat Manchester United lebih inferior sepanjang laga. Namun, pada akhirnya taktik pragmatis itu berbuah positif karena mereka justru mampu mencuri gol lewat Paul Pogba (18') dan Henrikh Mkhitaryan (48'). Kapten Ajax, Davy Klaassen, pun terpaksa mengakui kegeniusan mantan entrenador Real Madrid itu. "Mereka hanya menunggu di pertahanan dan membuang bola sejauh mungkin. Mereka beruntung bisa mencetak dua gol," sindir Klaassen atas permainan sepak bola negatif tersebut.

Taktik 'parkir bus' yang sama juga diterapkan Mou kala membawa Inter Milan juara Liga Champions 2010. Meski dikritik karena pragmatisme itu, juru taktik berjuluk the Special One itu tetap bergeming. "Musim ini menjadi kemenangan sepak bola pragmatis, bukan permainan puitis," tukas Mou. Keberhasilan ini juga membuat Mou menjaga rekor sempurna yang tidak pernah melepas gelar di partai final. Setelah empat kali mengantar timnya berlaga di final kompetisi Eropa, empat kali pula pelatih kelahiran Portugal itu mengangkat trofi, yakni dua gelar bersama FC Porto (Piala UEFA 2003 dan Liga Champions 2004), Inter Milan (Liga Champions 2010), dan kini dengan Ander Herrera dkk di pentas Liga Europa.

Tutup kritik
Trofi Liga Europa otomatis menjamin spot Manchester United di babak grup Liga Champions musim depan. Dari segi finansial, hal tersebut membawa angin segar bagi manajemen yang harus memulihkan kondisi keuangan setelah jorjoran di bursa transfer musim lalu. Salah satunya ialah dengan mendatangkan Paul Pogba dari Juventus dengan status pemain termahal dunia, yaitu berharga 89 juta pound sterling (Rp1,5 triliun).

Kehadiran Pogba di skuat Old Trafford itu kerap mendapat cibiran karena ia dianggap tidak sepadan dengan performa buruknya. Akan tetapi, satu golnya di final malam itu membuyarkan anggapan tersebut karena lesakan itu membuka pintu bagi MU untuk meraih satu-satunya titel Eropa yang belum ada di lemari mereka. Gol itu secara khusus dipersembahkannya kepada korban tragedi aksi teror di Manchester, beberapa hari lalu. "Yang bisa kami lakukan hanyalah memenangi ini untuk mereka dan itu telah kami selesaikan," ujar Pogba. (AFP/Guardian/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya