Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Berharap Tuah Kejuaraan Eropa 1968

Satria Sakti Utama
24/5/2017 04:45
Berharap Tuah Kejuaraan Eropa 1968
(Ist)

TIDAK ada cara lain bagi pelatih Manchester United, Jose Mourinho, untuk menyelamatkan reputasinya selain dengan mengalahkan Ajax Amsterdam dalam final Liga Europa di Friends Arena, Stockholm, Swedia, dini hari nanti. Pasalnya itu satu-satunya cara bagi 'Setan Merah' untuk kembali ke level tertinggi Eropa musim depan, yakni Liga Champions, setelah gagal mencapai target itu lewat jalur Liga Primer.

Manchester United kali pertama menjuarai final kompetisi Eropa pada 1968 silam melawan Benfica dengan memakai kaus berwarna biru. Kala itu, dua gol legenda Red Devils, Bobby Carlton, plus sebiji gol masing-masing dari George Best dan Brian Kidd mewarnai kemenangan 4-1 atas raksasa Portugal itu di Wembley, Inggris.

Mourinho tidak ingin berspekulasi soal warna jersey. Ia hanya percaya bahwa final kali ini akan menjadi penutup manis bagi musim pertamanya di Old Trafford, sekalipun banyak pemain pilarnya yang sangat mungkin tidak bisa turun seperti Zlatan Ibrahimovic, Marcos Rojo, dan Luke Shaw, sedangkan Eric Baily menjalani sanksi larangan bertanding.

"Kami punya beberapa yang masih bermasalah (cedera), tapi semua pemain akan pergi," ujar Mou. Manchester United dielu-elukan memiliki kans yang lebih besar untuk menambah koleksi piala mereka jika dibandingkan dengan Ajax. Selain punya deretan pemain yang lebih mumpuni, pasukan Theater of Dreams dinilai lebih berpengalaman di level Eropa.

Dalam empat kali pertemuan di masa lampau, kedua tim memang saling mengalahkan. Namun, Manchester United bisa dibilang lebih unggul karena menang agregat gol, yakni dengan skor akhir 3-2 saat laga babak 32 besar Liga Europa 2011-12 lalu serta babak pertama Piala UEFA 1976-77 yang berkesudahan dengan agregat 2-1. Namun, bek United sekaligus mantan punggawa Ajax Amsterdam, Daley Blind, meminta rekan-rekannya untuk tak memandang sebelah mata sang lawan. Pencapaian final de Amsterdamers dengan skuat mudanya perlu diwaspadai.

"Mereka bertarung sampai final dan mereka pantas mendapatkannya. Tim mana pun yang mampu mencapai final tidak dapat disepelekan," kata Blind.

Ancaman Dolberg

Jika dibandingkan dengan penyerang belia AS Monaco, Kylian Mbappe, nama penyerang Ajax Amsterdam, Kasper Dolberg, terbilang lebih redup. Namun, juru gedor yang masih berusia 19 tahun itu telah membuktikan ketajamannya dengan gelontoran 22 gol dalam 35 pertandingan, 16 di antaranya dicetak di kompetisi domestik, sisanya di Liga Europa.

Penyelesaian akhir di atas rata-rata ditambah lihai dalam membuka ruang serta peluang membuat Dolberg menjadi ancaman nyata.

Sejauh ini, ia sukses mengkreasikan tujuh umpan bagi timnya dan itu bisa menjadi senjata bagi pelatih Ajax Peter Bosz untuk mendapatkan trofi perdananya setelah gagal meraih trofi Eredivisie karena kalah bersaing dengan Feyenoord.

"Saya masih butuh waktu adaptasi, tapi sekarang saya pikir kami saling mengerti dan semakin baik. Kami senang bermain di final kompetisi Eropa dan berharap bisa sukses di level ini." ujar Bosz. (UEFA/Dailymail/Goal/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik