Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KETIKA Nabi Muhammad SAW berkumpul dengan sejumlah sahabatnya ia tiba-tiba menyampaikan warning, bahwa akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Para pendusta dibenarkan dan orang benar didustakan. Para pengkhianat diberi amanah, sementara orang jujur dikhianati.
Saat itu Ruwaibidhah berbicara. Ditanya oleh sahabat, siapakah Ruwaibidhah itu? Nabi menjawab Ruwaibidhah ialah seseorang yang dungu, tapi dipercaya dan sibuk mengurusi urusan publik (HR Ibn Majah dari Abi Hurairah).
Warning Nabi sudah sering terbukti dan mungkin masih akan terus terbukti. Manakala peringatan Nabi ini tidak diperhatikan maka akan menjadi pertanda rusaknya sebuah umat atau generasi.
Alquran juga sudah memperingatkan kita tentang ajal sebuah umat atau sebuah rezim, sebagaimana disebutkan di dalam ayat: Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Maka apabila datang ajalnya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya (QS Al-A’raf/734).
Alquran mengingatkan kita bahwa yang memunyai ajal bukan hanya individu atau perorangan tetapi sebuah rezim, orde, perkumpulan, bangsa, negara, dan umat juga memunyai ajal. Jika suatu komunitas hendak memperpanjang usia eksistensinya, harus memelihara hukum-hukum sosial, seperti halnya orang yang ingin memiliki hidup panjang dan sehat, maka harus merawat kesehatannya.
Ibnu Khaldun, seorang sosiolog muslim, juga pernah mengingatkan kita bahwa setiap generasi itu akan melewati empat tahapan. Ada generasi perintis, generasi pembangun, generasi penikmat, dan generasi penghancur.
Bersambung ke halaman 2
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved