Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RAMADAN merupakan Bulan suci yang menjadi berkah bagi semua orang. Tak terkecuali para penyandang disabilitas tuna netra di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Pasalnya setiap tahun di bulan puasa banyak sekali berkah yang di dapati mereka. Mulai dari bantuan sembako, keperluan lebaran hingga bantuan berbentuk uang.
Seperti di Pesantren Tuna Netra Indonesia Nurul-A'MAA ini. Para Tuna netra mendapatkan bantuan dari yayasan IKPAH Bangka Belitung.
Bantuan berbagi dalam menebar manfaat Ramadan tersebut bukan hanya untuk para tuna netra yang ada di pesantren, namun juga bagi tuna netra yang ada di luar pesantren.
Rizki Amelia Ketua Yayaan IKPAH Indonesia mengatakan di bulan ramadan ini Yayasan IKPAH Indonesia berusaha untuk bisa menebar manfaat khususnya bagi para Tuna netra, baik di Pesantren maupun di luar Pesantren.
"Ini bentuk kepedulian kami kepada teman-teman tunanetra khususnya di Bangka Belitung yang mana selama ini kami melakukan kegiatan Safari dakwah berkeliling Indonesia khusus untuk para tunanetra,"Kata Rizki. Minggu (23/3).
Ia menyebutkan. keberkahan Ramadhan 1446 Hijriah dilakukan di 10 hari terakhir, bertemu langsung dengan teman-teman tunanetra yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk memberikan hadiah lebaran berupa kenang-kenangan makanan minuman juga ada beberapa uang saku.
"Berkah ramadan bagi Tuna netra ini, hasil dari perjalanan Safari dakwah kami, agar mereka juga menerima manfaat dari itu,"ujarnya.
Menurutnya Pesantren Tuna Netra ini sudah berjalan kurang lebih hampir 5 bulan, sudah ada beberapa santri yang bermukim di sini walaupun belum banyak karena saat ini. Pihaknya sedang berikhtiar mendirikan asrama bertingkat agar bisa menampung lebih banyak Tuna netra.
Sementara, Ajiz Salah Satu Anak Tuna Netra di Pesantren tersebut mengaku senang bisa mondok dipesantren karena bisa belajar.
"Saya dua beradik, ibu sudah meninggal, kami warga di Bangka Tengah, saya senang mondok di sini bisa belajar agama, komputer dan lainya," kata Ajiz.
Menurut Ajiz puasa ini menjadi berkah bagi dirinya dan teman-teman di Pesantren Tuna Netra, mereka selalu diundang untuk menerima bantuan dan sumbangan dari orang-orang baik.
"Senang sering di undang buka puasa, dapat bantuan dan sumbangan, lumayan susah terkumpul Rp.500 ribu untuk lebaran,"cetusnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved