Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ANTARA Hasan al-Bashri dan Ibnu Sirin ada rasa sentimen. Keduanya tidak mau saling menyapa. Setiap kali mendengar orang lain menyebut nama Ibnu Sirin, Hasan al-Bashri merasa tidak suka.
"Jangan sebut nama orang yang berjalan dengan lagak sombong itu di hadapanku," katanya.
Pada suatu malam, Hasan al-Bashri bermimpi seolah-olah ia sedang bertelanjang di kandang binatang sambil membuat sebatang tongkat. Pagi hari ketika ia bangun, ia merasa bingung dengan mimpinya itu.
Tiba-tiba ia ingat bahwa Ibnu Sirin yang kurang ia sukai ialah orang yang pandai menafsirkan mimpi. Merasa malu dan gengsi bertemu sendiri, ia lalu meminta tolong seorang teman dekatnya.
Teman dekat Hasan al-Bashri itu segera menemui Ibnu Sirin. Begitu selesai menceritakan isi mimpi tersebut, Ibnu Sirin langsung berkata:
"Bilang pada orang yang mengalami mimpi ini, jangan sombong. Kalau berani, suruh ia datang sendiri kemari," ucapnya.
Mendengar laporan yang disampaikan temannya itu, Hasan al-Bashri akhirnya memutuskan bertemu langsung dengan Ibnu Sirin.
Begitu melihat kedatangan Hasan al-Bashri, Ibnu Sirin menyambutnya dengan saling mengucap salam dan berjabat tangan. Masing-masing lalu mengambil tempat duduk agak berjauhan.
"Langsung saja, aku bingung memikirkan dan menafsirkan sebuah mimpi," kata Hasan al-Bashri. "Jangan bingung," kata Ibnu Sirin. "Telanjang itu adalah ketelanjangan dunia. Artinya, sama sekali tidak bergantung padanya karena engkau memang orang yang zuhud. Kandang binatang ialah lambang dunia yang fana. Engkau telah melihat dengan jelas keadaan yang sebenarnya. Sedangkan sebatang tongkat yang engkau buat itu ialah lambang hikmah yang Anda katakan dan mendatangkan manfaat bagi banyak orang," jelas Ibnu Sirin.
Sesaat Hasan al-Bashri terkesima pada kehebatan Ibnu Sirin. "Namun, bagaimana engkau tahu kalau aku yang mengalami mimpi itu?" tanya Hasan.
"Ketika teman engkau menceritakan mimpi tersebut kepadaku, aku berpikir, menurutku hanya engkau yang pantas mangalaminya," jawab Ibnu Sirin. (Fal/H-1)
Sumber: Buku Humor Sufi V, karangan Abdul Rasyad Shiddiq dan Lutfi Abdullah. Tahun terbit 2008.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved