Selasa 21 Maret 2023, 22:19 WIB

Mengenal Megengan, Tradisi Menyambut Ramadan Masyarakat Jawa

Joan Imanuella Hanna Pangemanan | Ramadan
Mengenal Megengan, Tradisi Menyambut Ramadan Masyarakat Jawa

Antara/Syaiful Arif.
Puluhan masyarakat, berebut gunungan kue apem saat festival apem di depan GOR Jombang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

 

INDONESIA memiliki tradisi di setiap hari besarnya, termasuk Ramadan. Salah satunya ialah acara selametan yang disebut dengan Megengan. Tradisi tersebut dilakukan masyarakat Jawa untuk menyambut datangnya hari raya tersebut.

Kata megengan diambil dari bahasa Jawa yang berarti menahan. Acara ini digelar untuk mengingatkan masyarakat akan datangnya bulan Ramadan. Seluruh umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Dalam menjalankannya, umat Islam diminta untuk menahan segala bentuk perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa.

Makna lain di balik acara Megengan adalah permohonan maaf bagi sesama. Permohonan maaf disimbolkan dengan kue apem, kudapan khas Jawa yang biasa disajikan pada acara-acara adat. Apem dalam acara megengan ternyata memiliki makna tersendiri. Istilah apem diambil dari kata ngafwan atau ngafwun yang berarti permohonan maaf.

Baca juga: Sedekah Subuh: Pengertian, Bacaan Niat, Keutamaan, dan Cara Melakukannya

Megengan merupakan alkuturasi budaya Jawa dan budaya Islam yang dilakukan Walisongso saat menyebarkan ajaran Islam di Jawa dan memiliki tujuan agar Islam dapat diterima oleh masyarakat. Megengan digelar pada minggu terakhir bulan Sya'ban, terletak di antara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramadan. Megengan dilakukan sebagai wujud rasa syukur karena masih dipertemukan dengan bulan Ramadan. Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan makanan yang dibuat oleh masyarakat, kemudian dibagikan kepada orang-orang yang tinggal di sekelilingnya.

Sebelum perayaan Megengan, orang-orang akan datang ke makam untuk berdoa dan menabur bunga yang dikenal dengan nyekar. Tradisi Megengan dilaksanakan di masjid, mushola, langgar, atau pun dari rumah ke rumah. Kemudian, Megengan dimulai pada waktu petang dengan dihadiri tamu undangan yang bersila di atas tikar dihadapkan dengan ambengan sebagai sajian untuk acara Megengan.

Baca juga: Bacaan Niat Salat Sunah sebelum Subuh

Lalu si tuan rumah akan mengungkapkan keinginannya kepada sesepuh lingkungan yang kemudian akan dibacakan doa berisi keinginan tersebut. Setelah selesai dibacakannya doa, ambengan akan dibagikan kepada para tamu undangan. (Z-2)

Baca Juga

Sampoerna Land

Pesan AA Gym dalam Halal Bihalal di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square

👤Gana Buana 🕔Kamis 18 Mei 2023, 14:32 WIB
Kegiatan amaliyah Ramadan 1444 H di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square ditutup dengan acara Halal Bihalal, Rabu...
Dokumentasi pribadi.

Infobrand.id Gandeng 22 Perusahaan Gelar Program Ramadan Berbagi

👤Media Indonesia 🕔Kamis 27 April 2023, 10:00 WIB
CEO Infobrand.id Susilowati Ningsih mengatakan Charity Program Ramadhan Brand Berbagi 2023 merupakan penyelenggaraan kali...
Dokumentasi pribadi.

Pedagang Warteg dan Kaki Lima Jakarta Bantu Warga tidak Mampu

👤Media Indonesia 🕔Jumat 21 April 2023, 16:10 WIB
Bulan puasa Ramadan pada 2023 atau bertepatan 1444 Hijriyah akan segera berakhir. Sejumlah komunitas masyarakat terpantau melakukan...

RENUNGAN RAMADAN

CAHAYA HATI


JADWAL IMSAKIYAH
Kamis, 08 Jun 2023 / Ramadan 1443 H
Wilayah Jakarta dan Sekitarnya
Imsyak : WIB
Subuh : WIB
Terbit : WIB
Dzuhur : WIB
Ashar : WIB
Maghrib : WIB
Isya : WIB

PERNIK RAMADAN