Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
SEPULUH hari terakhir dalam bulan Ramadan memiliki keistimewaan tersendiri. Salah satunya ialah, pada salah satu malam ganjil di hari-hari itu, ada lailatulkadar. Ibadah yang dilaksanakan pada lailatulkadar memiliki nilai pahala yang setara dengan ibadah 1.000 bulan.
Ustaz Zainut Tauhid menyampaikan beberapa pentunjuk Nabi Muhammad SAW berkenaan dengan aktivitas beliau pada 10 terakhir dari bulan Ramadan. Upaya itu merupakan bentuk antusiasme menyambut lailatulkadar.
“Nabi Muhammad secara sungguh-sungguh mencarinya dengan menambah frekuensi ibadah melebihi hari-hari lainnya. Rasulullah bersabda, sesungguhnya aku beriktikaf pada 10 hari pertama untuk mencari malam ini (lailatulkadar), kemudian beriktikaf lagi pada 10 pertengahan, kemudian aku didatangi malaikat dan dikatakan kepadaku, sesungguhnya ia ada pada 10 hari terakhir,” terangnya saat dihubung kemarin.
Zainut yang juga Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menjelaskan salah satu upaya Nabi Muhammad SAW untuk menggapai berkah lailatulkadar ialah mendirikan salat malam (tahajud) sebagaimana diterangkan dalam hadis yang diriwayatkan An-Nu’man bin Basyir RA.
“Kami melakukan salat malam bersama Rasulullah SAW pada bulan Ramadan, malam ke-23 (dan berakhir) sampai sepertiga malam pertama, kemudian kami lakukan lagi bersama beliau malam ke-25 (dan berakhir) sampai pertengahan malam, kemudian kami lakukan lagi bersamanya pada malam ke-27 (dan berakhir) sampai kami menyangka bahwa kami tidak mendapatkan sahur karenanya.”
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memperbanyak tadarus Alquran. Pada hadis Ibnu Abbas RA, disebutkan, “Malaikat Jibril menemui Muhammad SAW setiap malam di bulan Ramadan hingga berakhirnya. Ketika itu, Nabi menyetor (hafalan) Alquran kepadanya.”
Nabi Muhammad juga tidak lupa membayar zakat fitrah. Kepada para pengikutnya, ketika berkhotbah sehari atau dua hari sebelum Idul Fitri, Rasulullah selalu mengingatkan umat Islam untuk membayar zakat fitrah.
“Keluarkanlah (bayarlah zakat dengan) satu sha’ burr atau qamh (keduanya merupakan jenis gandum) antara dua orang atau satu sha’ kurma atau satu sha’ sya’ir (sejenis gandum juga) untuk setiap orang, kecil maupun tua.”
Istikamah
Zainut menambahkan, hal terpenting dari puasa ialah bagaimana semua amalan yang sudah dilakukan selama sebulan penuh terus dijaga atau istikamah pada bulan-bulan yang lain. Dengan demikian, tujuan puasa agar menjadi pribadi yang saleh, baik saleh individual maupun sosial, benar-benar terwujud.
Ia menerangkan, setidaknya ada tiga hal yang harus tetap dijaga. Pertama, keihlasan dalam beribadah. Kedua, kesabaran dalam melaksanakan ibadah, dan ketiga keseimbangan dalam beribadah, baik ibadah kepada Allah maupun ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia, serta ibadah yang berhubungan dengan alam semesta.
“Karena puasa mengajarkan kita tentang keikhlasan, kesabaran, serta rasa empati kepada manusia dan seisi alam.” (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved