Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENJALIN kebersamaan bisa dilakukan lewat momentum apa saja yang memungkinkan antarpribadi berinteraksi.
Seperti yang rutin dilakukan mantan Ibu Negara Shinta Nuriyah Wahid yang tanpa lelah merawat kemajemukan bangsa melalui kegiatan sahur bersama di sejumlah daerah di Indonesia yang memiliki beragam suku, agama, dan adat istiadat.
"Realita kemajemukan itu merupakan fakta yang wajib diterima, dijaga, dan dirawat sebagai modal berbangsa dan bernegara, sehingga kegiatan sahur bersama merupakan salah satu bentuk usaha merawat kemajemukan bangsa," katanya saat sahur bersama di aula Keluarga Alumni Universitas Jember (Unej), Kabupaten Jember, Jawa Timur, kemarin.
Menurut istri Presiden Gus Dur (alm) itu, kegiatan sahur bersama yang dilakukan di sejumlah daerah melibatkan warga muslim dan nonmuslim.
Hal itu dilakukan untuk merawat kemajemukan bangsa Indonesia.
"Bagi nonmuslim, kami ingin menunjukkan bagaimana sebenarnya ibadah puasa itu dilaksanakan dan kami selalu mengundang kaum duafa di setiap kegiatan sahur bersama sebagai upaya merangkul mereka yang terpinggirkan," ucapnya.
Menurut dia, salah satu yang diharapkan dari puasa ialah mampu menjalankan pengendalian diri dan mengubah sifat-sifat yang jelek, sehingga puasa tidak menjadi sekadar kegiatan formalistik untuk menahan lapar dan dahaga.
Kegiatan sahur bersama tahun ini yang digelar Shinta Nuriyah sudah memasuki tahun ke-16 yang diselenggarakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia, mulai dari pasar, terminal, lembaga pemasyarakatan, hingga kantor gubernur.
"Di Banjarmasin kemarin, kami buka bersama dengan Gubernur Kalimantan Selatan bersama warga, sehingga ajang sahur bersama dapat menjadi media mempertemukan pemimpin dengan rakyatnya," tutur perempuan yang aktif di berbagai kegiatan sosial itu.
Bentuk menjaga dan merawat kemajemukan juga ditunjukkan melalui kiprah Yayasan Puan Amal Hayati yang dikelola oleh Shinta Nuriyah Wahid.
Dalam sesi tanya jawab, ibu empat putri itu menjelaskan salah satu kegiatan Yayasan Puan Amal Hayati, yakni advokasi bagi perempuan yang mengalami permasalahan, khususnya terkait budaya patriarkat.
"Kami memberikan advokasi bagi perempuan tanpa membedakan agama, suku, dan latar belakangnya," katanya saat menjawab pertanyaan dari Siska Hidayatullah, mahasiswi Jurusan Sejarah FIB Unej.
Sementara itu, Rektor Unej M Hasan mengapresiasi kehadiran Shinta Nuriyah di Kampus Tegalboto Unej karena selama ini kegiatan rutin di bulan Ramadan yang digelar ialah buka puasa bersama.
"Ini kali pertama ada kegiatan sahur bersama di tingkat universitas, sehingga saya sangat senang atas kehadiran Ibu Shinta di Kampus Unej," tuturnya.
Peserta yang hadir dalam sahur bersama tersebut ialah mahasiswa, dosen, karyawan beserta pimpinan Unej, serta masyarakat seputar kampus. (H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved