Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

CELOTEH: Di Komik Dulu!

Ronal Surapradja
30/6/2016 07:20
CELOTEH: Di Komik Dulu!
(Ronal Surapradja -- MI/Permana)

BUKU adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya. Saya kira kita semua pernah mendengar peribahasa itu.

Hal itu sejalan dengan wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

"Iqra!" Baca! Betapa dahsyatnya membaca sampai dijadikan perintah pertama.

Saya sangat suka membaca. Begitu pun istri dan anak-anak saya.

Kami semua memiliki lemari untuk menyimpan koleksi buku.

Terlebih di bulan Ramadan ini, kegiatan membaca buku saya semakin banyak.

Saya beri nama kegiatan itu 'Ngabuburead' hehe.

Buku yang saya baca sebulan terakhir, ada buku kisah kebijakan hidup dengan lelucon dari Nasruddin Hoja, buku tentang keistimewaan Syekh Abdul Qodir Jaelani, buku puisi Jalaluddin Rumi, dan komik superhero dari DC dan Marvel.

Ya, saya masih membaca komik hingga sekarang karena saya banyak belajar darinya.

Dari sekian banyak karakter komik, saya paling suka Green Lantern.

Konon jagat raya ini dibagi menjadi 3.600 sektor, dan setiap sektor dijaga anggota Green Lantern.

Bumi adalah sektor 2.814 dan dijaga anggota Green Lantern Corps bernama Hal Jordan.

Syarat menjadi anggota Green Lantern ialah willpower atau kekuatan kehendak (niat) dan fearless (tidak kenal rasa takut).

Dia dibekali senjata terkuat di semesta yang berupa cincin. Ini lucu sih, tapi ya sudahlah namanya juga komik.

Darinya saya belajar untuk selalu memiliki niat yang kukuh dan berani mengalahkan rasa takut.

Sekali keyakinan kita goyah, ketakutan itu akan menyergap kita.

Saya analogikan ketakutan itu sebagai dosa.

Berikutnya saya belajar dari Batman.

Dari banyak julukan, saya paling suka The World's Greatest Detective.

Sadar bahwa dia manusia biasa membuat dia selalu mempersiapkan yang terbaik termasuk untuk menghadapi saat terburuk.

Semua tindakannya terukur. Dia selalu tahu apa yang dia kerjakan itulah yang membuat kemampuannya bisa sejajar dengan superhero lainnya.

Saya juga belajar dari The Last Son of Krypton, Superman.

Menurut saya, semua superhero yang ada adalah 'turunan' dari kemampuan dirinya, hehe.

Dia adalah superhero yang paling ideal.

Darinya saya belajar bahwa sekuat apa pun kita, masalah pasti akan ada, dan sekuat apa pun kita, pasti punya kelemah-an. Tahu kan batu kryptonite?

Yang paling penting, mereka mengajarkan kita untuk ikhlas dalam membantu orang lain.

Itulah mengapa mereka memakai topeng untuk menyembunyikan identitas diri.

Menurut saya, ilmu ikhlas adalah salah satu ilmu tersulit untuk dikuasai.

Padahal, katanya kalau zaman sekarang itu, jika tangan kanan berbuat baik, tangan kiri... selfie lalu post di media sosial, hehe. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah