Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Islam untuk Perdamaian Indonesia

Puput Mutiara
30/6/2016 07:10
Islam untuk Perdamaian Indonesia
(MI/RAMDANI)

ALLAH SWT menurunkan agama Islam melalui perantara Nabi Muhammad SAW untuk membawa kedamaian di muka bumi.

Namun, ada di antara kaum-Nya yang mengklaim diri sebagai mujahidin (orang yang berjuang di jalan Allah) justru melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Salah satu pelaku utama teror bom Bali 2002 silam, Ali Imron, berkisah motif di balik tragedi mematikan itu karena keinginan balas dendam atas perlakuan kejam tentara Amerika Serikat terhadap muslim di Afghanistan.

Ia menyadari, tindakan yang dianggapnya sebagai jihad itu tidak benar.

"Kami berpikirnya harus ada pembalasan jihad di Indonesia. Akan tetapi, cara berjihad seperti itu tak benar, kita bahkan tidak tahu mereka musuh atau bukan," ujarnya pada kajian Ramadan bertema Peran Islam untuk perdamaian Indonesia, di Masjid Al Fataa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/6).

Firman Allah SWT di dalam QS Al Furqan: 52 jelas meng-ungkapkan kata 'jihad' dengan makna sebagai berikut, "Maka janganlah engkau taati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap mereka dengannya (Alquran) dengan (semangat) perjuangan yang benar."

Dijelaskan Ali Imron alias Alik, Bali menjadi target pengeboman karena dianggap sebagai sarang bule yang hampir dipastikan banyak turis berasal dari Amerika Serikat.

Ia mengaku sempat secara tegas menyatakan ketidaksetujuan kepada sang kaka, Ali Ghufron alias Mukhlis, dan melarang aksi tersebut.

Waktu itu, menurut dia, jika ingin mengincar Amerika Serikat, lebih tepat kalau yang dibom ialah kapal perang milik negara adikuasa tersebut yang berada di perairan Indonesia.

Sasarannya jelas, yakni tentara dan bukan warga negara asing lain yang sedang berkunjung ke Bali.

"Islam itu agama rahmatan lil'alamin. Apalagi terhadap nonmuslim, tidak diperkenankan saling menyakiti apalagi membunuh."

Terlepas dari itu, Alik merasa sudah terbebas dari belenggu masa lalu yang kelam.

Ia bahkan merupakan pelaku utama teror bom Bali yang pertama kali insaf atau menyadari kekeliruan pemahaman mengenai arti jihad yang sesungguhnya.


Kontra ISIS

Namun, di sisi lain, terang dia, apa yang disebutkannya tidak lebih ekstrem dari apa yang dilakukan kelompok Islamic State (IS)--dulu disebut Negara Islam Irak dan Suriah/ISIS.

Ia mengatakan bahwa perbuatan mengafirkan orang lain sangat dilaknat Allah SWT.

"Akidah yang dipegang teguh oleh mereka khawarij adalah sesat karena keluar dari ajar-an Ahlussunah wal jama'ah," tandasnya.

Oleh karena itu, Ustaz Jumu Tuani menegaskan bahwa IS harus diperangi. Sebagaimana berkata Al Imam Al Barbahari Rahimahullahu Ta'ala,

"Dihalalkan memerangi orang-orang khawarij apabila mereka membunuh kaum muslimin dan menjarah harta mereka."

Dalam perkara itu, bahaya IS di antaranya menghalal-kan darah orangtua dan saudaranya yang berada di luar kelompok tersebut.

Lebih lanjut, ungkap dia, untuk menjaga pemuda Indonesia agar tidak terpengaruh kelompok itu ialah lewat jalan dakwah.

"Kebanyakan anak muda ini mudah terhasut lantaran pengetahuan dan pemahaman tentang Islam masih sangat minim," tukas mantan Panglima Komando Jihad Maluku di Ambon itu.

Ironisnya, ungkap dia, masyarakat juga sering keliru menilai teroris atau kelompok khawarij itu berasal dari kalangan anak pesantren.

Hanya kebetulan mayoritas generasi muda yang direkrut notabene berada di lingkungan pendidikan Islam tersebut.

Jadi, menurutnya, dakwah tidak bisa hanya dilakukan di majelis taklim atau masuk di wilayah pesantren, tetapi harus secara menyeluruh terutama bagi para pelajar pendidikan formal dan nonformal yang belum dilandasi kecukupan modal tentang pemahaman agama Islam.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah