Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Sahur Bareng Jaga Kerukunan

Furqon Ulya Himawan
22/6/2016 09:13
Sahur Bareng Jaga Kerukunan
(MI/Tosiani)

SEJAK 16 tahun lalu, Sinta Nuriyah Wahid selalu mendampingi suaminya, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, menggelar sahur bersama masyarakat dari satu tempat ke tempat lain.

Sampai kini, kegiatan itu terus dilestarikannya untuk merajut kembali keberagaman dan toleransi yang terberai. Seperti pada sahur bareng di Masjid Darul Hikmah, Manggung, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (21/6).

"Ada yang beragama Buddha?" tanya Sinta memecah keheningan pada sahur bareng yang dimulai pada pukul 02.30 tersebut.

Di antara perempuan berkerudung, salah satu perempuan yang tidak berkerudung bernama Herman Sutrisno mengacungkan jari serta memberi isyarat kepada mantan istri orang nomor satu RI itu.

Dari fakta itu, Sinta menceritakan kegiatan peninggalan dari mendiang Gus Dur itu salah satunya untuk menumbuhkan toleransi antarumat beragama. Itu sebabnya, meski sahur bersama digelar di masjid, peserta yang hadir tidak hanya dari umat Islam, tetapi juga umat Katolik, Protestan, Buddha, dan agama lainnya. Itu menunjukkan semua rakyat Indonesia ialah bersaudara.

"Indonesia itu beragam, tapi kita semua saudara. Jadi, kalau saudara, tidak boleh ada yang saling menyakiti. Meski berbeda-beda, kita tetap satu, itulah yang namanya Bhinneka Tunggal Ika," kata Sinta di hadapan ratusan peserta sahur bareng.

Turut hadir pada kesempatan tersebut pemilik Pesantren Waria Al-Fatah di Kota Gede Shinta Ratri, putri pertama Sinta Nuriyah Alissa Qotrunnada Munawaroh atau disapa Alissa Wahid, dan sejumlah pemuka agama lainnya.

Selain itu, lanjut Sinta, bersama Gus Dur, biasanya ia diajak keliling masuk daerah-daerah terpencil, stasiun, terminal, dan bahkan hingga kolong jembatan. "Sebab, tujuan lain sahur bersama ialah memang menolong kaum tidak mampu termasuk kuli, tukang becak, tukang ojek, pengamen, serta pemulung," kata Sinta.

Pererat toleransi
Dalam ceramahnya, Sinta menekankan pentingnya kerukunan umat beragama di Indonesia. Kepada pemeluk agama Islam misalnya, Sinta amat mewanti-wanti untuk bisa memberikan perlindungan pada kelompok minoritas. Apalagi hidup di Indonesia pun berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyannya sehingga hidup rukun damai, saling menghormati, tolong-menolong, dan saling memperkuat persaudaraan jadi hal yang diprioritaskan.

"Itu tidak menyalahi agama kita, agama Islam. Bahwa orang Islam harus bisa hidup berdampingan dengan kelompok lain dan bisa melindungi kaum minoritas," tutur Sinta.

Senada dengan itu, Takmir Masjid Darul Hikmah Sukamto juga menekankan kerukunan antarumat beragama agar terus dipupuk sehingga menumbuhkan perdamaian di dunia.

Ia pun berharap kedatangan Sinta Nuriyah pada sahur bareng di Masjid Darul Hikmah mampu memberikan angin segar dan penyemangat bagi masyarakat untuk terus hidup rukun dan toleran baik intern umat beragama maupun antarumat beragama. "Ini penting agar masyarakat bisa hidup tenteram, damai, dan aman demi kesejahteraan kita dalam berbangsa dan bernegara," pungkas Sukamto. (S-4)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah