Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SEBAGIAN umat Islam telah menjalankan ibadah puasa Ramadan 1443 Hijriah pada Sabtu, 2 April 2022, dan sebagian lagi baru akan memulainya hari ini. Perbedaan tersebut sering dan akan terus terjadi karena dunia Islam belum memiliki kalender tunggal global yang disepakati bersama.
Dalam menyikapi perbedaan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan yang diperlukan ialah sikap toleran, rendah hati, dan bijaksana.
"Beragama tidak boleh merasa paling benar dan paling suci karena hanya Allah Yang Maha Tahu siapa yang paling bertakwa di antaramu," ujar Haedar, mengutip surah An-Najm ayat 32.
Menjadi orang yang lebih baik, makin saleh, berilmu, bijaksana, dan beramal kebajikan yang melampaui sehingga menebar rahmat bagi semesta alam, menurut Haedar, merupakan tujuan utama kita berpuasa pada bulan Ramadan. Meluruskan niat ialah cara terbaik untuk mengawali ibadah pada bulan mulia ini.
"Bismillahirrahmanirrahim. Luruskan niat berpuasa Ramadan dengan benar, baik, dan bersih. Jauhkan sikap angkuh beragama yang merasa menjadi pemilik kebenaran dan penghuni surga sendirian," katanya.
Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Nanat Fatah Natsir menyampaikan pintu-pintu surga dibuka pada bulan penuh berkah ini. Tentunya berlomba kebaikan dan beramal saleh menjadi kenisyacaan seorang hamba. Sebaliknya, pintu-pintu neraka ditutup, sedangkan para setan diikat dan dibelenggu.
“Pesan Rasulullah menjelang Ramadan, yang tentunya dikaitkan dengan la’aallakum tattaqun (agar kalian bertakwa) tepat sekali bahwa yang diinginkan dari puasa ini ialah menahan diri, sabar, taat kepada Allah, cinta kepada fakir miskin, dan tidak memutuskan tali silaturahim,” tuturnya saat berbicara dalam Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita bertajuk Ramadan Madrasah Universal: Membentuk Umat Berkarakter, Senin (29/3).
Guru Besar Ilmu Sosiologi Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu mengatakan Ramadan menjadi kawah candradimuka fisik dan spiritual agar manusia kembali kepada fitrahnya saat ia diciptakan, yaitu untuk berbuat baik.
“Maka, berbuat baiklah sebanyak-banyaknya pada bulan ini, mudah-mudahan nanti karakter bangsa ini akan semakin baik,” sebutnya.
Bulan pendidikan
Profesor Sa'dun Akbar dari Universitas Negeri Malang menyebut bahwa Ramadan juga menjadi bulan pendidikan. Allah SWT mendidik manusia lewat praktik-praktik ibadah wajib ataupun sunah yang dilakukan pada Ramadan dengan pahala yang berlipat ganda sebagai ganjaran atau reward.
“Kelebihan Ramadan ada di pembelajaran nilai pengendalian diri melalui puasa, salat, dan doa, belajar peduli sosial dengan sedekah, aspek knowing melalui membaca dan tadabur Alquran dan kajian-kajian di berbagai media, prinsip akting melalui minimal 10 amalan,” jelas Sa'dun yang memiliki kepakaran di bidang pendidikan karakter itu.
Sa'dun menyebutkan ibadah berkualitas pada bulan puasa menjadi kunci dalam pembentukan karakter seseorang. Yang penting untuk diingat ialah awalilah ibadah puasa ini dengan niat ikhlas semata-mata karena Allah SWT. "Jika Allah yang dituju, maka karakter baiknya akan mengikuti," ujarnya.
Selanjutnya, sambung Sa'dun, kita juga mesti melaksanakan sejumlah aturan yang menjadi syarat rukunnya puasa agar tidak sia-sia. Lalu kita harus mengendalikan indra dari kemaksiatan dan terpenting berpuasa bisa mengendalikan hati.
"Di bulan Ramadan, itu pikiran kita dicerdaskan dengan ilmu pengetahuan dan hati itu diasah dengan ajaran-ajaran agama. Jika kedua itu bisa dilakukan dengan baik, maka akan tampillah manusia yang berakal," terangnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved