Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SELAMA satu bulan penuh umat Islam di seluruh dunia melaksanakan puasa untuk menyempurnakan ibadahnya di bulan suci Ramadan 1442 hijriah. Selama berpuasa, umat Islam menahan lapar, haus, serta hawa nafsu dari matahari terbit hingga terbenam.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengingatkan, selama menjalankan ibadah puasa, umat Islam juga wajib untuk menjaga lisan dari kata-kata yang bisa menyakiti hati orang lain. Tanpa lisan yang baik, pahala yang didapat dari menahan haus dan lapar sepanjang hari akan menjadi sia-sia.
“Ibadah puasa merupakan saat yang tepat bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan yang bisa merugikan orang lain. Termauk menjaga lisan kita dengan tidak melakukan fi tnah, dengki, adu domba, dan menyebar hoaks,” ungkap Said Aqil saat acara buka bersama dan silaturahim antara Media Group News (MGN) dan PBNU secara daring di Grand Lobby Gedung Metro TV, Jakarta, kemarin.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain CEO Media Group Mirdal Akib, Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi, Ketua PBNU Gus Aizuddin Abdurrahman, Wakil Khatib harian Syuriah PCINU Tiongkok Budy Sugandi, dan anggota Lembaga Dakwah NU PCINU Tiongkok Muhammad Fadlika. Acara ini diikuti juga secara hibrida dan disaksikan diaspora NU yang tersebar di seluruh dunia.
Dalam tausiahnya, Said Aqil mengingatkan, bangsa yang mampu menjaga lisannya merupakan bangsa yang bermartarbat. Jika tidak begitu, imbuhnya, bangsa ini akan terjebak sebagai bangsa penggunjing, penyebar fitnah, dan sumber malapetaka bagi bangsa sendiri atau bangsa lain.
“Begitu juga dengan ibadah salat. Dengan melaksanakan salat artinya kita sedang berdoa dan berkomunikasi dengan Allah. Komunikasi yang baik dengan Allah harus selaras dengan komunikasi kita kepada sesama yang merupakan makhluk ciptaan-Nya,” ujarnya.
Pada bagian lain, Said Aqil mengatakan keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sebuah sunatullah, anugerah yang harus terus dijaga.
“Ini (keberagaman) sudah merupakan hal yang paling baik. Tidak perlu kita memprovokasi untuk melakukan perpecahan satu sama lain,” ungkapnya.
Mensyukuri nikmat Dengan protokol kesehatan yang ketat, CEO Media Group Mirdal Akib mengatakan kegiatan silaturahim dengan PBNU secara tatap muka ini menjadi hal yang dirindukan.
“Situasi saat ini sangat kita rindukan. Kita masih ingat tahun lalu sangat mencekam. Tidak ada yang berkumpul. Di jalan juga sepi. semua serba di rumah. Alhamdulillah sekarang kita bisa berkumpul meski dengan tetap menjalani protokol kesehatan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Mirdal mengungkapkan masih banyak hal yang bisa disyukuri sepanjang pandemi covid-19 selama 1 tahun. Apalagi, saat ini rumah-rumah ibadah berangsur-angsur sudah mulai dibuka kembali. “Ini nikmat yang terus kita syukuri,” ungkapnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved