Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
DRAMA kehidupan paling spektakuler terjadi ketika epidemi melanda kaum Nabi Shaleh dan/atau rakyat Raja Tsamud. Sebagaimana dilukiskan dalam beberapa ayat dan hadis. Di antaranya, “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang ka renanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih’.” (QS al-A’raf/7:73).
Ayat tersebut mengisahkan peristiwa Bani Tsamud, disinggung sebanyak 26 kali di dalam Alquran, dan banyak diuraikan secara panjang lebar di dalam buku-buku hadis. Sebagaimana yang diceritakan sendiri di dalam Alquran bahwa Nabi Shaleh diutus Allah kepada kaum Tsamud supaya menyembah hanya kepada Allah semata.
Tsamud beserta kaumnya meminta bukti kebenaran akan adanya Tuhan Yang Mahakuasa dengan cara memunculkan seekor unta betina yang hamil besar. Berkat doa Nabi Shaleh, unta yang dimaksud tiba-tiba keluar dari dalam sebuah batu. Akan tetapi, mukjizat Nabi Shaleh tersebut dianggap sebagai perbuatan sihir (Q.26:153). Kemudian unta itu mereka bunuh secara beramai-ramai, lalu dagingnya dibagi-bagikan kepada kaumnya sebagai bentuk pengingkaran secara demonstratif terhadap Nabi Shaleh dan misi tauhid yang dibawanya.
Tidak lama setelah itu, turunlah azab Tuhan dalam bentuk epidemi yang teramat mengerikan. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran: “Karena itu, mereka di timpa gempa. Maka, jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat mereka.”
Dalam redaksi lain dikemukakan: “Dan suatu suara yang keras yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumah mereka.”
Sebelum azab tersebut diturunkan, terlebih dahulu diawali oleh gejala-gejala aneh yang berlangsung selama tiga hari (QS.11:64), yang dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa ketika kelompok yang terdiri atas sembilan orang pembantu Nabi Shaleh, mereka berpandangan, lalu dilihat wajah mereka berubah menjadi warna kuning seperti dilumuri kunyit di hari pertama.
Pada hari kedua, badan mereka berubah menjadi merah bagaikan dilumuri darah, dan pada hari ketiga badan mereka berubah lagi menjadi hitam. Selama tiga hari berturut-turut kaum Tsamud saling pandang dan saling mencemaskan menunggu ujung hari ketiga yang telah diperingatkan kepada mereka.
Sementara itu, Nabi Shaleh bersama pengikutnya yang setia segera meninggalkan tempat itu menuju suatu tempat di negeri Syam.
Pada hari selanjutnya, kaum Tsamud sudah mengurung diri di rumah masing-masing sambil menunggu siksaan dalam bentuk apa lagi yang akan ditimpakan kepada mereka. Ketika matahari mulai muncul di pagi hari, mereka diperdengarkan suara gemuruh yang teramat dahsyat kemudian mereka menjadi mayat-mayat bergelimpangan di rumah-rumah mereka. (QS.7:78, 11:67).
Kita bermohon terus kepada Allah SWT agar tidak lagi Allah SWT menurunkan azab seperti umat terdahulu. Cukuplah hanya musibah seperti yang kita terima saat ini berupa virus korona atau covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved