Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Women’s March Prihatin Diskriminasi Gender

Ind/E-4
05/3/2017 06:40
Women’s March Prihatin Diskriminasi Gender
Aktivis Siti Musdah Mulia (kiri) berorasi dalam aksi Women’s March Jakarta di Taman Aspirasi Monas, Jakarta, Sabtu/4/3). -- MI/Galih Pradipta()

RATUSAN orang, yang terdiri dari para tokoh, selebritas, dan aktivis perempuan yang tergabung dalam gerakan Women’s March, menyerukan keprihatin­an terhadap masih maraknya kekerasan bernuansa gender yang terjadi di Indonesia. Aksi damai yang dilakukan di depan Istana Negara itu dilakukan menjelang peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret mendatang.

“Kekerasan gender masih menjadi persoalan pelik di Indonesia. Kegiatan ini sekaligus dalam rangkaian jelang peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret mendatang,” sebut penggerak aksi itu, Olin Monteiro, kemarin.

Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah (UIN) Siti Musdah Mulia yang ikut ambil bagian dalam aksi tersebut menyampaikan pada dasarnya ada delapan tuntutan utama dalam Women’s March Jakarta menyangkut isu perempuan.

Menurutnya, yang utama ialah mendorong pemerintah menciptakan prinsip-prinsip keadilan sesuai dengan konstitusi dan dasar negara Pancasila bahwa semua warga negara diperlakukan setara tanpa ada diskriminasi.

Sementara itu, Direktur Migrant Care Anis Hidayah yang turut ambil bagian menuntut toleransi dan keberagaman kembali ditegakkan di Indonesia.

Selain itu, semua pihak di­minta membangun lingkungan yang ramah dalam upaya mengurangi kekerasan terhadap perempuan, mendorong terbangunnya instrumen hukum yang berpihak pada perempuan seperti pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual, perlindung­an terhadap buruh migran, dan lainnya.

“Kami menuntut adanya pembaruan kebijakan-kebijakan yang diskriminatif terhadap perempuan seperti masih banyaknya peraturan daerah yang diskriminatif terhadap kaum perempuan,” ujar dia.

Anis juga meminta pemerintah menciptakan akses kerja yang layak bagi perempuan dan keterwakilan perempuan di politik. (Ind/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik