Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PRESIDEN Joko Widodo akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada 25-26 Februari. Kunjungan Jokowi sempat dijadwalkan pada awal November tahun lalu, tapi ditunda karena alasan kondisi politik di Tanah Air.
Dalam kunjungan kenegaraan itu, kedua negara akan membahas mengenai beberapa kerja sama. Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan Indonesia juga akan fokus pada pengembangan bahasa Indonesia di ‘Negeri Kanguru’ itu. Pasalnya, saat ini peminatnya terbilang tinggi.
Potensi itu dapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan minat wisatawan Australia ke Indonesia. Selain pendekatan people to people, kerja sama ekonomi juga akan dikedepankan.
“Kunjungan Presiden ke Australia bersifat kunjungan kenegaraan. Karena itu, beliau di sana nanti diterima secara resmi oleh gubernur jenderal. Jadi nanti Presiden didampingi sejumlah menteri mengadakan pertemuan dengan PM Australia yang juga didampingi sejumlah menteri. Di samping itu tentu ada bussiness meeting,” pungkas Fachir di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/2).
Dalam kaitan kerja sama ekonomi, salah satu yang dibahas meliputi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA) atau perjanjian perdagangan dan investasi.
“Kami tidak melihat kendala untuk perjanjian perdagangan itu dituntaskan pada tahun ini dan kalau dapt dituntaskan tahun ini, 2017, akan jadi perjanjian bilateral pertama Indonesia dalam 10 tahun,” ujar Kepala BKPM Thomas Lembong di kesempatan yang sama.
Lembong mengatakan penekan perjanjian kerja sama kedua negara lebih pada investasi yang sudah berjalan. Menurut dia, dialog kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia memiliki tekanan yang cukup besar dari sisi investasi.
Ia mengaku telah melaporkan investasi besar yang sudah berjalan, yakni usaha pertambangan emas. Investasi tersebut merupakan hasil nota kesepakatan antara Newcrest dan BUMN PT Antam (persero). Newcrest mengguyur anggaran lebih dari US$1 miliar untuk eksplorasi emas di Indonesia melalui PT Antam.
“Waktu Pak Mendag dan saya ke Australia November lalu, ada MoU antara Newcrest dan PT Antam. Newcrest menganggarkan lebih dari US$1 miliar untuk eksplorasi emas Indonesia dalam lima tahun ke depan melalui kerja sama dengan PT Antam,” tutur Lembong.
Selain itu, direncanakan kerja sama investasi di sektor strategis lainnya seperti pariwisata. Pemerintah juga berencana mengundang beberapa investor dari ‘Negeri Kanguru’.
“Kami tidak butuh modalnya sebetulnya. Kita lebih butuh desain dan manajemen dari mereka. Modal kita sudah dapat dari negara lain seperti Arab Saudi,” tandas Lembong. (Pol/P-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved