Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ANCAMAN terhadap kemajemukan di Indonesia harus dihadapi dengan promosi nilai-nilai universal semua agama, yakni kedamaian dan cinta kasih. Partai Demokrat pun mengklaim bisa menjadi contoh.
"Atas tantangan terhadap keberagaman itu insya Allah Partai Demokrat akan tetap memberi dan menjadi contoh atas keberagaman itu. Mari kita ambil tanggung jawab moral dan panggilan sejarah," kata Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Hal itu dikatakannya dalam pidato di hadapan ratusan undangan dalam agenda Natal Nusantara Partai Demokrat 2016 bertajuk 'Dengan Semangat Natal, Partai Demokrat Peduli dan Beri Solusi', di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (21/1).
Dalam acara itu, hadir istri SBY, Ani Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, jajaran DPP Partai Demokrat, Majelis Tinggi, Dewan Pembina, Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Wakil Ketua DPR dari F-Demokrat Agus Hermanto dan jajaran Fraksi Demokrat di DPR, serta pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Turut hadir ratusan jemaat dari berbagai gereja, para pendeta, pastor, suster. Selain itu, hadir pula relawan Agus-Sylvi dan kader Demokrat lainnya.
SBY melanjutkan, masyarakat tidak boleh menyerah dengan tantangan terhadap kemajemukan itu. Meski tantangan lain datang dari sikap individualistis-materialistis yang makin kuat.
Ia menyarankan perlunya penerapan kesalehan sosial. Bahwa substansi keberagaman yang mengedepankan cinta kasih dan perdamaian harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Bentuknya, toleransi dan saling pengertian.
"Kita tidak boleh tercabik oleh perbedaan, apalagi oleh kebencian, permusuhan, kekerasan. Justru kita akan kuat karena mengelola perbedaan dengan semangat rasa persaudaraan dan cinta," jelasnya.
Ditambahkannya, Partai Demokrat pun mencontohkan pesan-pesan di atas dalam prosesi peringatan Natal Nusantara 2016. Program bakti sosial melibatkan semua kalangan, tak eksklusif milik kader ataupun penerima yang beragama Nasrani.
Hal itu dimungkinkan karena Partai Demokrat adalah partai tengah, dengan slogan nasionalis religius. Bahwa, ada penghormatan terhadap nilai-nilai agama di negara yang berdasarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Itulah DNA Partai Demokrat, itulah darah Partai Demokrat," cetus mantan Presiden RI itu.
Tak hanya mencontohkan, pihaknya juga mendorong negara untuk menjamin kedamaian di tengah tantangan terhadap keberagaman itu.
"Negara Indonesia bukan negara agama, tapi negara berketuhanan. Negara wajib menyayangi semua agama di tanah air sendiri. Wajib sayangi semua umat beragama di negara ini. Ga boleh negara memisahkan kita yang berbeda identitas, tapi harus menyatukan kita sebagai bangsa yang rukun dan damai," paparnya.
Rencananya, putra sulung SBY, Agus, juga akan menyampaikan pidato ucapan Natal juga beberapa saat lagi. Namun, ajakan memilih Agus sudah mengemuka sejak awal acara.
Sekadar informasi, dalam survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) pada 1-9 Oktober 2016 dengan jumlah responden 648 warga DKI, pasangan Ahok-Djarot didukung oleh 95,76% pemilih beragama Kristen dan Katolik.
Survei yang dilakukan sebelum memanasnya kasus dugaan penodaan agama ini juga mengungkapkan bahwa Ahok-Djarot dipilih oleh 38,5% pemilih beragama Islam, lebih tinggi daripada Agus-Sylvi (26,2%) dan Anies-Sandiaga (23,7%).
Dalam survei ini, responden beragama Islam sebanyak 85,5%, sementara Protestan dan Katolik 11,4%. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved