Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
TIM Densus 88 Antiteror sudah menangkap empat orang terkait bom rakitan di Bekasi kemarin. Keempat orang yang diduga ikut jaringan Bahrun Naim itu, yakni Nur Solihin, Agus Supriyadi, Dian Yulia Novi, dan Abu Izzah.
Mereka berencana meledakkan bom di Istana Negara pada saat pergantian Paspampres atau objek-objek vital pemerintah lainnya.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono didampingi Kapolres Metro Kota Bekasi Komisaris Besar Umar S Fana mengatakan Nur, Agus, dan Novi ialah penyimpan bom rakitan berbentuk rice cooker, di sebuah kontrakan di Bintara Jaya, Bekasi, kemarin siang.
Sementara itu, Izzah, perakit bom, ditangkap pukul 18.15 WIB di Sabrang Kulon Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
“Bom siap ledak itu ditemukan di kamar kos-kosan Novi, 26, yang baru lima hari ditempatinya. Bom diletakkan di tas jinjing hitam,” jelasnya.
Bom yang ditemukan, lanjut Argo, berdaya ledak 4.000 km/jam. Dengan daya ledak tersebut, bom bisa menghancurkan benda dalam radius sekitar 300 meter persegi.
“Bom tersebut serupa dengan bahan peledak yang digunakan saat peristiwa pengeboman di Hotel JW Marriott,” tambahnya.
Umar menjelaskan bahwa tim Densus telah membuntuti kendaraan yang ditumpangi Nur dari Solo menuju Jakarta. Setibanya di Jakarta, ia bersama Agus kemudian menjemput Novi yang membawa sebuah kardus. Kardus tersebut hendak dikirimkan menggunakan pos ke Cirebon.
“Paket tersebut diambil dan dibuka oleh anggota Densus yang isinya ditemukan barang-barang berupa pakaian dan surat wasiat dari Novi kepada kedua orangtuanya. Isi surat wasiat tersebut menyatakan kesiapan Novi untuk melakukan amaliyah,” ujar Argo.
Seusai dari kantor pos, mereka kembali ke rumah kontrakan. Saat itu Novi membawa sebuah ransel hitam yang selanjutnya diketahui berisi bom.
Setelah itu, Nur dan Agus meninggalkan lokasi dan ditangkap di bawah flyover Kalimalang, sementara Novi ditangkap di kontrakannya.
Di sisi lain, Argo menyampaikan bahwa bom tersebut langsung dijinakkan oleh tim Densus 88 Antiteror dan Gegana mengingat daya ledak yang diperkirakan cukup tinggi. Bahkan pihaknya mengevakuasi warga sekitar agar tidak berdiam diri dalam radius 500 meter dari lokasi.
“Kami sudah memfasilitasi warga untuk mengambil keperluannya. Kami sarankan agar tidak mendekati lokasi hingga Minggu (11/12), terutama penghuni lain di kos-kosan itu,” katanya.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus mengatakan tim Densus 88 Antiteror juga menggeledah rumah orangtua Novi di Cirebon.
Sementara itu, saat dihubungi secara terpisah, pengamat terorisme, Al Chaidar mengatakan kelompok jaringan Bahrun Naim mulai bisa merakit bom berdaya ledak tinggi dan menggunakan perempuan sebagai ‘pengantin’ jihadnya. Istana Negara, tambahnya, dijadikan target karena kelompok Bahrun Naim ingin menunjukkan bahwa mereka punya cara efektif untuk menyelesaikan permasalahan bangsa jika dibandingkan dengan hanya aksi demo yang dilakukan kelompok umat Islam.
“Sebelumnya mereka menyasar polisi dan sejumlah kepentingan asing,” katanya. (Gnr/Ant/X-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved