Asosiasi Survei Perlu Lakukan Audit Berkala

KOORDINATOR Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengusulkan perlunya audit secara berkala oleh asosiasi kepada anggota mereka untuk memastikan kredibilitas anggota, agar tidak menyesatkan persepsi publik. "Betul, perlu ada audit berkala. Asosiasi survei perlu memastikan kredibilitas hasil survei bagi anggota-anggota," tegasnya di Jakarta, Minggu (6/11).

Audit berkala tersebut penting agar lembaga survei yang kerap merilis hasil di tengah proses pilkada tidak asal dalam melakukan survei hanya untuk melegitimasi klaim dan asumsi untuk kepentingan calon tertentu. Sanksi dari asosiasi pun diperlukan untuk memberi pelajaran kepada lembaga survei abal-abal. Hal tersebut juga bisa dilihat sebagai bentuk partisipasi untuk menciptakan pilkada yang lebih berintegritas. "Survei harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jika metode, cara kerja, dan pengambilan sampelnya tidak dapat dipertanggungjawabkan atau justru abal-abal, hal tersebut dapat dikategorikan pembohongan publik," ucapnya.

Terkait dengan banyaknya lembaga survei yang disebut-sebut melakukan survei atas pesanan untuk memenangkan calon tertentu hingga kerap berlaku layaknya konsultan politik, Masykurudin berpendapat hal itu dapat dibuktikan dengan memaksa lembaga survei untuk menjelaskan metode survei secara gamblang, termasuk menyampaikan apakah survei tersebut dilakukan secara mandiri atau bekerja sama dengan pihak lain.

"Apabila bekerja sama dengan pihak lain dan terdapat dana yang didukung, disampaikan juga pihak penyandang dana tersebut. Hal ini penting untuk memberikan aspek transparansi dan apa hubungan antara survei dan tujuannya," jelasnya. Selain menuntut transparansi dari lembaga survei, publik juga harus menuntut transparansi dari pasangan calon, yakni dengan memublikasikan biaya yang dikeluarkan untuk konsultan politik. "Ini juga pintu untuk mengidentifikasi dana yang beredar dalam tanggung jawab konsultasinya," pungkas Masykur.

Sementara itu, tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno tidak ambil pusing dengan bermacam hasil survei terkait dengan pemilu kepala daerah yang sering memunculkan hasil berlainan. Juru bicara tim Anies-Sandiaga, Alexander Yahya Datuk, mengatakan pihaknya menghargai hasil pengolahan data secara ilmiah yang lembaga survei. Proses pengukuran statistik probabilitas melalui survei atau jajak pendapat dipandangnya sebagai kekayaan ilmu sosial yang berguna untuk pemetaan masalah.

"Jika prosesnya lancar, hasilnya bisa mencerminkan kondisi sesungguhnya," ujar Alexander. Namun, dia pun tak memungkiri, dalam satu tema yang sama, hasil survei bisa bermacam-macam. Timses Anies-Sandi menilai tidak perlu sibuk memilah mana lembaga survei yang kredibel sebagai tolok ukur. Pihaknya lebih memilih untuk memercayakan proses pengukuran statistik itu kepada tim internal. Tim pemenangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, menerima seluruh data survei yang digunakan untuk evaluasi.

Hal itu terlepas dari data yang digunakan lembaga survei sesuai dengan fakta atau manipulasi. "Kita hargai semua hasil survei yang telah dipublikasikan," terang juru bicara tim pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, Sophia Latjuba, saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (2/11).

Menurutnya, tim pemenangan nomor urut dua tidak mempermasalahkan cara yang digunakan lembaga survei. Pasalnya semua survei akan dijadikan evaluasi kinerja tim. Selain bahan evaluasi, lanjut Sophia, data yang mengungkap elektabilitas tiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga digunakan untuk mendorong semangat tim. "Data itu juga kita jadikan semuanya sebagai sebuah motivasi," tutupnya.