Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Gula-Gula Pilkada kian Memikat

Erandhi Hutomo Saputra
24/10/2016 00:45
Gula-Gula Pilkada kian Memikat
(MI/ARYA MANGGALA)

PARA selebritas, khususnya kalangan artis, sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pesta demokrasi di Tanah Air. Peran mereka semakin beragam dari dekade ke dekade. Dahulu artis memeriahkan pemilihan kepada daerah (pilkada) dengan talenta mereka menghibur masyarakat. Kemudian, keterlibatan mereka melebar dengan ikut maju ke ajang pilkada sebagai bakal calon kepala daerah.

Kini, artis-artis meramaikan pilkada tidak hanya sebagai penghibur dan bakal calon, tetapi juga sebagai corong pasangan calon. Di DKI Jakarta, ketiga pasangan bakal calon menghidupkan peran baru tersebut. Kubu pasangan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat telah menurunkan Sophia Lajtuba sebagai juru bicara. "Sophia ini jubir (timses) saya. Saya bilang secara kedinasan tidak bisa (ikut), tapi kalau Anda (Sophia) mau lihat apa yang saya lakukan, ya silakan. Seorang jubir harus tahu apa yang dijual, produk yang diomongin," kata Ahok menjawab pertanyaan wartawan saat Sophia ikut mendampinginya meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Selasa (18/10).

Pesona Sophia seketika mengalahkan sang gubernur. Ahok yang biasanya menjadi pusat perhatian seakan kehilangan daya magisnya akibat kehadiran Sophia. Warga yang semringah dengan kehadiran Sophia kemudian mengikuti ke mana pun Sophia pergi. "Wah cantik, ya, cantik benar sih, putih lagi," kata seorang ibu PKK yang menjual dagangannya sembari memegang tangan Sophia yang dibalas senyuman dan ucapan terima kasih dari kekasih Ariel Noah itu.

Ainun, 30, warga Rusun Marunda yang penasaran dengan sosok Sophia, mengaku gembira dengan kedatangan Sophia dan Ahok. "Senang diperhatikan sama Ahok, sama kalangan artis," kata Ainun. Ia mengaku hidupnya berubah lebih baik setelah menghuni Rusun Marunda setelah sebelumnya cukup lama tinggal di bantaran Kali Ciliwung yang terletak di Jalan Kerapu, kawasan Ancol, Jakarta Utara. "Pasti coblos Ahok," kata Ainun bersemangat. Meski beberapa kali mengusap keringatnya karena cuaca yang panas, Sophia antusias mendampingi Ahok di RPTRA Rusun Marunda.

Ia menyebut RPTRA salah satu program kerja Ahok yang nyata dan sangat bagus. Kunjungan itu pun bakal ia jadikan modal saat berkampanye untuk Ahok. Sophia menilai Ahok berbeda dengan dua penantangnya karena Ahok telah memberikan hasil kerja yang sangat nyata seperti RPTRA.

Bukan sekadar pemanis
Sophia mengakui dirinya tidak sepenuhnya paham dunia politik saat ditunjuk Partai NasDem sebagai jubir Ahok-Djarot. Namun, ia menganggap kekurangannya tersebut bukanlah suatu masalah. Sophia merasa mampu menyosialisasikan hasil kerja-kerja petahana kepada para fannya dan masyarakat Jakarta. Lebih jauh, Sophia menilai artis bukan sekadar pemanis dalam masa kampanye. Artis seperti dirinya memiliki hak untuk menyuarakan kepedulian terhadap masa depan Jakarta dan Indonesia secara umum.

Salah satunya dengan ikut mendukung salah satu calon yang menurutnya bisa membuat Jakarta lebih baik. "Yang diperlukan ialah orang kritis ke depan seperti apa dan yang memperhatikan warga. Jakarta dan Indonesia secara keseluruhan. Saya rasa dunia politik tidak hanya untuk orang yang lulus di sekolah hukum, atau politik dan ekonomi," cetus pemain sitkom Tetangga Masa Gitu tersebut. Di lain pihak, kubu tim pemenangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menganggap keterlibatan artis di dalam kampanye lebih efektif untuk menggalang suara.

Terlebih, kini banyak di antara kalangan pekerja seni yang telah berpartisipasi aktif di kancah politik. "Teman-teman yang sudah di DPR itu kan pasti lebih berpengalaman kalau nanti terjun langsung turun ketemu masyarakat," ujar wakil ketua tim kampanye Agus-Sylviana, Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio, saat dihubungi, Sabtu (23/10). Ia menyebutkan sudah ada sederet artis di timnya yang telah duluan berkecimpung di jagat politik. Misalnya Dessy Ratnasari, Vena Melinda, Oki Asokawati, Arzetty, Ingrid Kansil, dan Anang Hermansyah.

"Mereka itu public figure yang deket banget sama masyarakat, lo." Popularitas sudah terbukti bisa meloloskan artis-artis berpengalaman tersebut ke parlemen. Itu sebabnya tim pemenangan Agus-Sylviana tidak ragu mengerahkan seluruh kader artis di dalam kampanye nanti. Eko mengungkapkan saat masa kampanye nanti jangan heran bila kalangan artis melakukan berbagai cara untuk menyedot simpati publik dalam menyosialisasikan visi-misi. "Mereka akan rela ketemu masyarakat di satu gang sempit ke gang sempit lain, dari satu pasar becek ke pasar becek lain." Kalangan artis di timnya, menurut Eko, akan dengan mudah menandingi juru bicara tim pemenangan lawan, yakni Sophia Latjuba. Pasalnya, pengalaman Sophia masih minim di kancah politik.

Tidak mutlak
Di kubu tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, optimisme diperkuat kehadiran artis-artis sebagai corong tim. Sekretaris tim Anies-Sandiaga, Syarif, mengatakan sosok Panji Pragiwaksono cocok untuk merepresentasikan pasangan tersebut saat masa kampanye nanti. Pertimbangan lainnya, jelas Syarif, tim menilai sosok Pandji bisa berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat, khususnya dengan kalangan muda. Pemilih pemula atau kalangan muda mememang menjadi target utama tim sukses (timses) Anies-Sandi. "Kan pemilih pemula kita banyak 380 ribu data KPU. Ya signifikan. (Mas Pandji) merepresentasikan masyarakat yang masih muda, interaktif, dan komunikatif," terang Syarif saat dihubungi Media Indonesia, akhir pekan lalu.

Syarif menyatakan dalam konteks masyarakat Jakarta, keterlibatan artis tidak mutlak memengaruhi masyarakat untuk memilih paslon tersebut. "Ada yang terpengaruh memilih (karena) ada artis, tapi itu enggak banyak. Ada juga yang enggak (terpengaruh)," tuturnya. Di kesempatan terpisah, ketua tim pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera, menyampaikan ada empat hal mengapa Pandji dilibatkan sebagai jubir timses. Pertama, Pandji memiliki kedekatan dengan Anies. Kedua, ia mewakili kalangan muda. Ketiga, timses ingin menyasar kalangan kelas menengah.

Keempat, Pandji memiliki cukup banyak pengikut di media sosial. "Generasi sekarang ini lebih cocok disentuh mereka yang dari generasinya," imbuh Mardani. Mardani menyampaikan tidak hanya Pandji yang dilibatkan nantinya. Ada beberapa mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga ikut dalam timses. Salah satunya Wakil Ketua KPK periode 2011-2015 Adnan Pandu Praja. Adnan menyampaikan untuk mendukung suatu perubahan tidak cukup hanya mencoblos pasangan calon yang dipilihnya.

Lebih baik turut serta bergabung dalam timses pasangan calon tersebut. "Dukungan untuk mengubah negeri tidak cukup hanya kagum atau mencoblos calon yang berintegritas. Tanggung amat. Masuk timses sekalian." Adnan mengaku kepincut pasangan Anies-Sandiaga karena rekam jejak keduanya sangat jelas untuk bisa menjadi kepala daerah berintegritas.
(Nur/Jay/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya