Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Presiden Netral di Pilkada DKI

Rudy Polycarpus
28/9/2016 07:04
Presiden Netral di Pilkada DKI
(Antara/Yudhi Mahatma)

PRESIDEN Joko Widodo menegaskan tidak memihak kepada pasangan mana pun dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP, posisi Jokowi sebagai kepala negara ialah berdiri di atas semua kubu.

“Presiden selalu katakan netral, berdiri di atas semua pasangan calon. Jadi, Presiden mendukung pilkada yang jujur, adil, dan demokratis,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Pilkada DKI Jakarta diikuti tiga pasangan bakal calon. Mereka ialah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Di sisi lain, dalam riset yang dilakukan Riset Indonesia (Risindo) dari pemberitaan mengenai kriteria Gubernur DKI Jakarta selama 2016, gubernur yang prorakyat menjadi kriteria pilihan pemilih yang paling tinggi dengan 23,53%.

“Gubernur yang akan dipilih yang prorakyat, kebijakannya mempertimbangkan baik dan buruknya bagi rakyat,” ujar Direktur Risindo, Toto Sugiarto, di Jakarta, kemarin.

Dari sisi kinerja, mayoritas rakyat mengingin­kan gubernur yang mampu melakukan perbaikan ekonomi, seperti menyediakan lapangan kerja dan mengendalikan harga kebutuhan pokok.

Dari sisi kepribadian, sosok gubernur yang santun dalam bertutur hanya menempati posisi ketiga dengan 11,54%, di bawah kriteria gubernur yang prorakyat (23,53%) dan gubernur yang bersih (15,38%).

Dengan tiga pasangan bakal calon yang ada saat ini, Toto menilai calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat punya modal untuk memenangi pertarungan jika dinilai masyarakat sebagai calon yang prorakyat. “Sekarang yang berkembang di publik, petahana dicitrakan propengembang, tapi itu kan isu yang diembuskan lawan Ahok,” ucapnya.

Masa depan Jakarta
Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI Syamsuddin Haris berpendapat saat ini calon petahana Ahok-Djarot lebih mengedepankan kinerja, sedangkan Anies-Sandiaga serta Agus-Sylviana lebih menonjolkan kepribadian.

“Jangan sampai publik hanya terpesona dengan kesantunan dan ketenangan pasangan calon, tapi yang paling penting kinerja apa yang dijanjikan dua pasangan nonpetahana. Bagus di kepribadian tidak menentukan masa depan Jakarta,” kata Syamsuddin yang memprediksi Ahok-Djarot akan unggul, diikuti Anies-Sandiaga dan Agus-Sylviana.

Terkait dengan upaya pemenangan Ahok-Djarot, PDIP membentuk tim sukses pemenang-an Ahok-Djarot. Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan tim sukses internal tersebut bukan untuk merebut tim pemenangan Ahok yang sudah lebih dahulu dibentuk. “Nanti akan digabungkan,” katanya di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Ahok-Djarot diusung empat parpol, yaitu PDIP, Golkar, NasDem, dan Hanura.

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama meminta warga jangan memilih dirinya bila ada calon lain yang lebih baik. “Kalau dalam hati nurani bapak dan ibu tidak bisa pilih saya karena takut masuk neraka, tidak apa-apa. Tapi jangan pula pilih pemimpin yang tidak berpengalaman,” tandas Ahok di Kepulauan Seribu, Jakarta, kemarin. (Gol/Aya/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya