Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KEDIAMAN dua tokoh politik nasional, Susilo Bambang Yudhoyono, di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, dan Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mengalami kesibukan yang luar biasa.
Itu terjadi ketika pendaftaran bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI pada Pilkada DKI 2017 akan ditutup hari ini.
Dua poros yang semula tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan belum menemui kata sepakat. Poros Cikeas yang dimotori Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terdiri atas empat partai politik, yaitu Demokrat, PPP, PKB, dan PAN.
Poros Kertanegara di bawah kendali Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan anggotanya, PKS.
Kedua poros ini kemarin menggelar pertemuan untuk menyamakan pandangan tentang pasangan bakal calon yang akan digadang. Ketua Umum PPP Romahurmuzy dan Sekjen PPP Arsul Sani mengakui bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Ketua Tim Pemenangan Cagub DKI Jakarta dari Partai Gerindra Syarif mengatakan sejauh ini ada dua pasangan calon yang tengah dibahas, yakni Yusril Ihza Mahendra-Anies Baswedan dari pihak Cikeas dan Sandiaga Uno-Anies Baswedan dari pihak Gerindra.
Jika tidak menemui kesepakatan, kedua poros tersebut akan mengusung calon masing-masing. “Kalau dekat (potensi bergabung dengan Gerindra-PKS), hanya dua pasang; kalau jauhan (dengan Gerindra dan PKS), paling dikit tiga pasang,” kata Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Puri Cikeas, kemarin.
Dalam menanggapi alotnya pengusungan calon dari kedua poros itu, peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan itu membuktikan partai-partai tersebut tidak siap dan kesulitan mencari penantang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang seimbang.
“Itu menunjukkan tidak mudah mencari sosok penantang yang kuat (untuk Ahok),” ujar Arya tadi malam.
Pengamat politik Universitas Paramadina Toto Sugiarto menyatakan akan sangat sulit bagi enam partai untuk mengalahkan Ahok jika pasangan calon yang diusung biasa-biasa saja.
Namun kata Toto, jika pasangan yang diusung terdapat nama yang kredibel seperti mantan Mendikbud Anies Baswedan, itu akan mampu menyulitkan Ahok-Djarot. “Kalau Ahok-Djarot tidak mendapat lawan yang seimbang, pilkada bisa dikatakan selesai,” ucapnya.
Tadi malam, di tengah gayung belum bersambut di antara kedua poros, muncul ustaz kondang Yusuf Mansur di kediaman Prabowo.
Menurut sumber pada pukul 23.00 WIB, poros Cikeas akan menggadang Mayor Inf Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Deputi Gubernur DKI Bidang Pariwisata).
Sementara itu, Anies Baswedan enggan dicalonkan sebagai cawagub berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Sosok tegas
Terkait dengan sosok ideal untuk memimpin Jakarta periode 2017-2022, Head of Media Research Center (MRC) Media Group Asep Setiawan mengatakan, berdasarkan hasil survei, warga menginginkan sosok yang trengginas. “Sosok yang tegas, berwibawa, jujur, bebas korupsi, cepat mengambil keputusan,” tuturnya (lihat grafik).
Di sisi lain, Sekretaris DPW Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino mengatakan penyusunan tim pemenangan Ahok-Djarot, menunggu arahan dari Djarot. “Pak Ahok mengarahkan kepada kami untuk mengikuti Pak Djarot sebagai chief commander,” tuturnya kemarin. (Kim/Nur/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved